Selasa, 29 April 2025


Ramuan Kopi Mengkudu dari Agus Sukendar

28 Jan 2022, 11:13 WIBEditor : Herman

Agus dengan produk kopi mengkudunya

TABLOIDSINARTANI.COM, Gresik --- Mengkudu sudah dikenal masyarakat memiliki beragam khasiat. Di tangan Agus Sukendar buah mengkudu diolah menjadi ekstrak dan kopi mengkudu yang bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti asma, kutil, diabetes basah hingga kering.    

Tanaman mengkudu dengan nama latin Morinda Citrifolia L. banyak tumbuh liar di berbagai tempat seperti pinggir pantai, hutan, ladang, atau sengaja ditanam di halaman rumah. Dengan beragam khasiat, kini mengkudu banyak dicari dan dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit.  

Adalah Agus Sukendar, pria asal Gresik, Jawa Timur yang mengembangkan produk olahan mengkudu mulai dari ekstrak hingga kopi mengkudu. Agus menceritakan alasannya memproduksi olahan mengkudu berawal dari melihat kondisi salah seorang keluarga yang terkena strok karena terjatuh.  

“Walaupun sudah dilakukan pengobatan, dipijat, berobat ke dokter spesialis belum menunjukkan adanya perubahan,” ungkapnya.  

Agus mengaku banyaknya pohon mengkudu yang tumbuh subur di sekitar situs Giri Kedaton yang berhubungan dengan sejarah Sunan Giri memberikan inspirasi baginya.  

“Berdasarkan cerita warga sekitar, dahulu di tempat tersebut ada wabah penyakit, Kanjeng Sunan Giri yang  memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT, mendapatkan petunjuk bahwa pohon mengkudu sebagai obatnya, jadi saya memanfaatkan buah yang tumbuh di sekitar situs, dan berencana menanam,”papar pria yang tinggal tidak jauh dari situs Giri Kedaton ini. . 

Dibantu sang adik yang merupakan insinyur kimia, Agus mulai membuat berbagai olahan mengkudu untuk dipasarkan dengan merk Asyifa. Agus menjual produk ekstrak dengan harga Rp 100 ribu dan kopi mengkudu dengan harga Rp 50 ribu

Dengan mengumpulkan buah mengkudu dari pohon yang tumbuh di pinggir situs hingga mengambil mengkudu dari pohon yang ada di sekitar kantornya Agus membuat ekstrak dan kopi mengkudu.  

Dijelaskan Agus, mengkudu yang digunakan adalah buah mengkudu yang sudah jatuh dan buah yang sudah masak di pohon. “Buah mengkudu yang sudah jatuh itu yang baik, tapi kalaupun itu jarang ditemui buah mengkudu yang kuning di pohon bisa dipakai, tapi lebih bagus yang sudah jatuh, bukan ada unsur mistisnya, lebih karena matangnya di pohon terbantu proses fermentasi,”tambahnya. 

Proses pembuatan ekstrak mengkudu dimulai dengan membersihkan buah mengkudu dari tanah maupun kotoran dengan menggunakan sikat yang halus.  Kemudian, buah mengkudu yang sudah bersih dimasukkan kedalam toples untuk difermentasi menggunakan air tebu dan madu.  

“Mengkudu yang sudah di fermentasi dijemur di bawah sinar matahari setiap hari selama 14 hari. Namun tidak boleh dijemur secara terus menerus hanya beberapa jam saja setiap harinya, karena akan mengakibatkan zat lesin yang dibutuhkan tubuh tidak akan tumbuh pada proses fermentasi dan hanya akan ada vitamin dan mineral saja sekitar 95-95%,” Ungkapnya.

Setelah proses fermentasi selama 14 hari, buah mengkudu masuk pada proses pemasakan yang nantinya akan menjadi estrak mengkudu yang siap untuk digunakan untuk pengobatan terutama untuk mengatasi masalah asma.  

Tidak sampai disitu, limbah atau ampas ekstrak mengkudu yang tadinya hanya menjadi sampah, kini coba diolah oleh Agus. Limbah ekstrak mengkudu ini diolah menjadi kopi mengkudu yang juga memiliki banyak khasiat seperti merontokkan penyakit kutil dan penyakit diabetes basah hingga kering. 

Dalam membuat kopi mengkudu, limbah ekstrak mengkudu kembali difermentasi selama 14 hari tanpa proses penjemuran. Setelah 14 hari, limbah ekstrak mengkudu yang sudah berubah warnah sudah bisa digunakan/dikonsumsi.

“Kopi mengkudu dapat dikonsumsi sebelum makan asalkan tidak terlalu kental, sedangkan untuk ekstrak mengkudu  bisa dikonsumsi setelah makan,” jelasnya. 

Reporter : Soleman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018