TABLOIDSINARTANI.COM, Magelang---Peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri memberi peluang besar bagi peternak. Terlebih peternak yang berhasil memetakan pasar dan mampu meningkatkan produktivitas ternaknya.
Hal ini dinikmati peternak milenial asal Kabupaten Semarang, Muhammad Riski Kurniawan yang berhasil meraup keuntungan dari usaha ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Balitangtan). Ayam jenis ini merupakan ayam lokal Indonesia dengan citarasa daging yang khas.
Di beberapa kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak pelaku usaha ternak unggas untuk mengembangkan ayam KUB. Pasalnya, ayam KUB mempunyai banyak keunggulan. Produktivitasnya lebih tinggi dari ayam kampung biasa. Produksi telurnya bisa mencapai 160-180 butir/tahun. Serta memiliki bobot potong sekitar 800 – 900 gram dalam kurun waktu 10 minggu.
“Harus dilihat bahwa ayam KUB itu ayam kampung Indonesia yang genetik dan varietasnya asli Indonesia. Tidak kalah bagus dari negara lain. Masyarakat Indonesia bahkan dunia tertarik dengan komoditas ini,” tutur SYL.
Ia mendorong peternak untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia agar tidak bergantung pada komoditas daging sapi atau ayam broiler.
Sementara itu menurut Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian peluang peningkatan pendapatan melalui ternak ayam KUB ini sangat tinggi. Sehingga hal ini akan berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan peternak.
“Peternakan ayam KUB berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengatasi permasalahan kemiskinan, serta defisiensi serta stunting," ujar Dedi.
Bagi Riski, ayam KUB menjadi pundi - pundi pendapatan. Dimulai sejak 4 tahun yang lalu, kini Ia mampu mengembangkan 300 ekor ayam KUB. Dan berhasil menjual setidaknya 200 ekor pada momen Idul Fitri tahun ini.
Pemuda 27 tahun ini mengakui kebutuhan pasar menjelang Idul Fitri naik 2 kali lipat dari hari biasa. “Kebutuhan pasar meningkat pada saat lebaran. Pendapatan pun naik sebagai imbas peningkatan permintaan pasar," ujarnya.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi, Ia pun bekerjasama dengan mitra peternaknya. Hal ini telah ia pikirkan jauh sebelum hari raya. Dimulai dari manajemen kandang hingga panen, sehingga produktivitas ayam terus terjaga.
“Tak hanya memenuhi kebutuhan pasar, saya juga harus menjaga siklus indukan. Agar produksi ayam terus berjalan.” papar Riski dalam program Cangkir Tani yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (14/4).
Harga yang bergerak naik saat ini memberi bukti bahwa peluang ayam KUB sangat terbuka. Ia mengaku sangat diuntungkan dengan beternak ayam KUB. “Telur bisa dikonsumsi atau dikembangkan lagi. Bahkan, keuntungan peternak akan bertambah kalau bisa membibitkan sendiri.” jelas alumni Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang tahun 2018 ini.