Hj. Ruly Pemilik Unni Talas Beneng | Sumber Foto:Dok Sinta
TABLOIDSINARTANI.COM, Serang --- Siapa sangka, talas beneng yang biasanya dibiarkan tumbuh liar di halaman maupun kebun memiliki pontensi yang menjanjikan. Di tangan Rulyantina, seluruh bagian talas beneng mulai dari daun, batang, hingga umbi diolah menjadi puluhan produk turunan dengan potensi pasar lokal hingga ekspor yang menjanjikan.
Potensi pasar Talas Beneng (Besar Koneng) ternyata memikat banyak orang untuk membudidayakannya, tidak terkecuali Rulyantina. Mendengar tanaman asal Banten ini berpotensi, wanita yang akrab disapa Hj. Ruly mencoba untuk membudidakan talas beneng.
“Saya kenal talas beneng 5 tahun lalu, diajak seorang teman untuk budidaya. Lalu saya belajar untuk mengenal potensi talas beneng lebih dekat sekitar kurang lebih 6 bulan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hj. Ruly mengatakan, setelah ia mengetahui dan paham potensi besar dari talas beneng ia baru percaya diri untuk memperkenalkan talas beneng kepada masyarakat sekitar sebagai salah satu komoditas yang bisa memberikan tambahan penghasilan.
Talas beneng merupakan salah satu komoditi yang luar biasa, karena semua bagian talas beneng mulai dari daun, umbi, pelepah, kulit hingga limbahnya bisa diolah.
“Dari talas beneng, saat ini kita bisa membuat 40 produk turunan. Daun kita olah menjadi subsitusi /pengganti tembakau dan ini zero nikotin. Dari daunnya mudah-mudahan dalam waktu dekat kita buat teh karena ada kandungan vitamin C yang cukup baik dan ini bisa menjadi produk yang sehat,” ujarnya.
Lebih lanjut Hj. Ruly mengaku dari pelepah yang mengering di pohon (bukan dijemur di matahari) dibuat menjadi berbagai kerajinan tangan.
“Selain daun, pelepahnya juga memiliki nilai tambah sehingga perekonomian petani menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Umbi talas beneng juga bisa diolah menjadi pati dan tepung sebagai bahan baku berbagai olahan makanan mulai dari cookies, snack, kue, keripik/kerupuk dan berbagai olahan makanan lainnya.
Talas beneng itu unik, umbinya ada 2 yaitu umbi mini yang ada di dalam tanah dan umbi batang yang ada di atas tanah. Umbi mini sebagai bahan pembuat pati atau bisa direbus dan langsung dimakan.
“Ini yang buat saya tertarik dengan talas beneng, dan dengan kita mengedukasi masyarakat sehingga mereka bisa menambah penghasilan dari talas beneng. Mereka bisa menanam dan bisa mengolah daun, umbi dan lainnya sehingga mereka bisa mengolah setengah jadi dan itu menjadi nilai tambah.” Jelasnya.
Talas beneng menurutnya merupakan salah satu komoditas pertanian yang mudah di budidayaka. Tidak perlu perlakukan khusus, bahkan tanaman ini bisa dijadikan sebagai tanaman tumpeng sari dengan tanaman buah maupun tanaman kayu, karena tanaman ini sangat cocok tumbuh di bawah naungan.
“Panen daun mulai usia 4 bulan, kalau umbi 1 tahun ke atas untuk bisa dipanen, sedangkan kalau pelepah di atas usia 7 bulan. Syarat panen daun itu daun yang sudah cukup tua, untuk panen kita pilih daun yang paling tua.” Ungkapnya.
Lewat nama usaha Unni Talas Beneng, Hj. Ruly mencoba mengembangkan potensi talas beneng lebih luas. Selain membudidaya sendiri di lahan seluas sekitar 50 ha di Serang, ia juga menerima hasil panen dari para petani.
Untuk daun talas beneng basah di kebun dihargai Rp 1.000/kg, sedangkan untuk kondisi sudah dicacah dan kering dibeli dengan harga Rp 25.000/kg tergantung gradenya.
Umbi patang dibeli dengan harga Rp 1.200/kg, umbi mini Rp 1.500/kg. Sedangkan pelepah talase beneng dibeli dengan harga Rp 100 – Rp 200 per batang.
Sedangkan untuk harga jual, Hj. Ruly mengatakan bahwa untuk umbi mini yang sudah diproses Rp 3.000 -4.000/ kg, tepung talas beneng Rp 30.000/kg, pati Rp 40.000/kg. Dan untuk daun talas beneng yang sudah di proses dijual dengan harga Rp 40.000 – Rp 50.000/kg
“Untuk UMKM yang akan mengolah lagi menjadi berbagai produk turunan, serta reseller kita kasih harga khusus. Dengan ketentuan minimal pembelian 20 pcs dan untuk tepung minimal 10 kg.” jelasnya.
Selain pasar lokal yang sangat besar, daun talas beneng juga sangat diminati pasar ekspor. Seperti baru-baru ini, Hj. Ruly mengirimkan daun talas beneng grade A maupun B ke Ausralia.
“ Dalam waktu dekat akhir bulan ini kita akan mengirim 7,5 ton daun talas beneng ke Amerika.: ungkapnya.
Melihat kebutuhan pasar yang sangat menjanjikan baik lokal maupun ekspor, membuat kebutuhan bahan baku daun talas beneng juga sangat besar. Karena itu Hj. Ruly berharap support pemerintah untuk mengadakan bimtek pelatihan tentang paska panen di talas beneng agar petani paham yang diinginkan buyer sehingga kebutuhan dapat terpenuhi.
Namun, Hj. Ruly mengatakan untuk meyakinkan petani tentang potensi talas beneng masih sangat memerlukan perjuangan.