TABLOIDSINARTANI.COM, Banjarnegara---Menerima bantuan bangsal pasca panen, usaha Kelompok Tani Rembulan yang dinahkodai Dian Setyorini terus menggeliat. Produk kripik kentang yang menjadi andalan kelompok tani yang berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara ini, kian melalang buana ke berbagai daerah.
Menggunakan merk dagang Nova, Rini sapaan akrab Dian Setyorini ini mengajak kalangan ibu rumah tangga di wilayahnya untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan potensi tanaman kentang yang banyak ditanam petani di wilayahnya, ia membangun usaha kripik kentang.
Bukan hanya berusaha di hilir, Rini juga mengembangkan budidaya kentang. Dirinya menanam kentang varietas agria. "Kami memang memililih varietas agria ketimbang granola karena, tapi menurut kami varietas ini jauh lebih baik,” katanya.
Rini mengatakan, keunggulan kentang varietas agria lebih cepat panen yakni 110 hari dan ukuran biji kentang cukup besar. Kentang varietas ini hampir setiap harinya panen mulai dari 50 kg hingga 2 kuintal.
Setiap 50 kg, Kelompok Tani Rembulan bisa mendapat 50 bungkus berukuran 200 gr atau sekitar 10 kg karena ada penyusutan hingga 20 persen. “Kentang ini dibudidayakan melalui stek. Dengan usia tanam kira-kira 3 bulan, kemudian ditunggu 2,5 bulan untuk masa tunas,” ujarnya.
Untuk proses pergudangan, Rini mengungkapkan, seberapapun hasil panen di lahan akan dimasukkan ke gudang. “Kalau tanam 1 hektar dan panen 5 ton, maka hasilkan akan dimasukkan ke gudang. Untuk pemakaiannya, tergantung sebarapa banyak yang akan masak,” katanya seraya menambahkan, pasokan kentang tidak hanya berasal dari milik pribadi, namun juga berasal dari anggota kelompok tani.
Dalam pemasaran, Rini menjelaskan, kripik kentang dijual selain ke wilayah Banjarnegara, Wonosobo dan Dieng, juga melalui penjualan online. Harga untuk pouch premium Rp 27.500 untuk reseller, sedangkan untuk umum luar Rp 35 - 40 ribu. “Untuk berat 200 gram, harganya sekitar Rp 32 ribu hingga Rp 40 ribu,” kata Rini.
Usaha bisnis keripik kentang ini cukup menarik bagi kaum milenial. Bahkan Rini pernah mendapat fasilitas bangsal pasca panen yang diterimanya berupa 1 unit seluas 8x12 meter. Kegunaannya 5 ruangan terdiri dari ruang pengolahan, ruang display, penyimpanan, kantor dan kamar mandi.
"Kementan luar biasa sangat membantu kami. Kami ucapakan kerima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian, Bapak Dirjen Hortikultura yang sudah sangat membantu UMKM hortikultura untuk semakin maju,” tutup Rini.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Hortikultura menargetkan hingga akhir 2023 tercapai penumbuhan 679 UMKM hortikultura. Hal ini diwujudkan dengan dukungan penyediaan bangsal pasca panen berikut pembinaan terhadap petani dan pelaku usaha. Bantuan ini diakui petani sangat memberikan nilai tambah usaha tani.
“Ditjen Hortikultura berkomitmen untuk mendorong UMKM hortikultura. Kami melakukan pembinaan dan memberikan fasilitas bangsal pasca panen agar semakin termotivasi dan membuktikan bahwa olahan hortikultura mampu bersaing di pasar domestik,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam pesan tertulis, Jumat (8/12).