Jumat, 20 Juni 2025


Padi Pak Tiwi, Padi Unggul PT Pertiwi

27 Jun 2024, 10:14 WIBEditor : Yulianto

Direktur Utama PT. Agri Makmur Pertiwi, Junaidi Sungkono (tengah)

Saat ini PT. Agri Makmur Pertiwi memproduksi varietas Pak Tiwi 2. Varietas ini merupakan perbaikan dari varietas sebelumnya Pak Tiwi 1. Perbedaan utama varietas Padi Pak Tiwi 2 adalah bulir padinya lebih besar dibandingkan Pak Tiwi 1. Benih Padi Sawah Pak Tiwi 2 telah dilepas berdasarkan Kepmentan No. 2435/Kpts/SR.120/7/2012. Peb

Menurut Junaidi, padi Pak Tiwi 2 merupakan benih unggul padi sawah dengan jumlah anakan lebih produktif banyak, malai panjang, tahan rebah dan potensi hasilnya mencapai  10,3 ton/ha gabah kering giling (GKG). Kelebihan lain Pak Tiwi 2 ini bisa dipanen mulai 105-122 hari setelah semai. Nasinya juga pulen dan rasanya enak.

“Kelebihan Pak Tiwi 2 antara lain ketahanan terhadap penyakit, padinya bernas, bersih, produksinya tinggi, umurnya juga genjah, berasnya sangat pulen. Walaupun kami katakan baik, tentunya petani sendiri yang akan memilih.  Produktivitas rata-rata di atas 8 ton/ha,” tutur Junaidi.

Hasil ubinan padi Pak Tiwi 2 yang ditanam di lahan petani Desa Jayamakmur, Karawang, Jawa Barat, produktivitasnya mencapai 8,16 ton/ha. “Hasil panen di lapangan sama seperti yang kami perkirakan. Kami berharap bisa dimanfaatkan masyarakat petani di daerah sekitar ini,” tambahnya.

Pak Tiwi 2 termasuk benih padi inbrida yang tidak banyak perusahaan benih mau mengembangkan benih jenis tersebut. Namun bagi Junaidi, mengembangkan padi inbrida merupakan bentuk panggilan untuk ketahanan pangan bangsa.

“Semua investor mengatakan tidak menguntungkan investasi di padi. Apalagi masuk ke breeding inbrida, semuanya ingin hibrida. Bagi kami, paling tidak kita harus membangun pertanian. Inbrida maupun hibrida semua bisa dikerjakan, memberikan manfaat yang paling baik,” tuturnya.

Jadi menurut Junaidi, meski benih padi inbrida bisa diturunkan, tapi jika benih tersebut digunakan terus menerus, maka akan menurunkan kualitasnya. Misalnya, ada perubahan ketahanan penyakit, kemurniannya, juga kualitas beras yang nanti dihasilkan akan menurun. “Kami tidak mengejar keuntungan semata-mata. Kami harus berbuat sesuatu untuk negeri kita,” tambahnya.

Reporter : Indri
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018