TABLOIDSINARTANI.COM, Banyumas --- Meskipun pakan buatan (pellet) sekarang sudah diperkaya oleh beragam nutrisi, namun kebutuhan pakan segar seperti cacing sutera tetap diperlukan. Bahkan jika digeluti serius, Anda bisa mendulang emas dari bisnis ini.
Siapa yang tak mengenal cacing sutera?Jika Anda bergelut di dunia perikanan pasti sudah mengenal dengan baik cacing halus ini.
Cacing yang disebut juga dengan cacing rambut ini seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas.
Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.
Penyuluh perikanan dari Temanggung, Mahmud Effendi menuturkan sebagian besar biasanya diperoleh dari hasil tangkapan alam dan sayangnya semakin sulit ditemukan.
“Di Yogyakarta saja dibutuhkan sebanyak 600-800 liter cacing sutera setiap harinya atau kurang lebih 290 ribu liter per tahun. Hal tersebut berkaitan juga dengan potensi produksi benih ikan,” ungkap Mahmud.
Ia mencontohkan jika proyeksi produksi benih ikan per tahun mencapai 1,361 milliar ton dan sekitar setengahnya membutuhkan cacing sutera, maka dibutuhkan cacing sutera sebanyak 130 milyar cacing sutera per tahun.
“Hasil tangkapan alam tentu saja sudah tidak bisa lagi diandalkan. Maka satu-satunya jalan adalah dengan usaha budidaya. Sehingga pembudidaya bisa mendulang emas dari budidaya cacing ini setelah mengetahui potensi pasar yang sangat besar ini,” ungkap Mahmud.
Hasil produksi dari budidaya cacing sutera bisa mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan di habitat aslinya.
Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai, maka produksi akan lebih banyak lagi. Dengan demikian budidaya cacing sutera yang sudah mulai diperkenalkan saat ini bisa meningkatkan penghasilan, mengingat permintaan cacing sutera masih cukup tinggi.
Apabila hasil budidaya cacing sutera kita mencapai 200 kaleng per minggu. Kalau harganya Rp. 5 ribu per kaleng, maka penghasilan kita bisa mencapai Rp. 1 juta per minggu. Jumlah penghasilan yang tidak bisa dikatakan kecil untuk ukuran masyarakat saat ini.
Contoh Sukses
Salah satu pembudidaya cacing sutera yang merasakan keuntungannya adalah Saiful dari desa Karang Jati, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dirinya mengaku meraup keuntungan cukup lumayan. Dalam sebulan panen, mereka mampu meraup keuntungan hingga kurang lebih Rp15 juta.
Bahkan, bisnis cacing sutra ini merupakan bisnis sampingan mereka yang bermata pencaharian tetap sebagai petani tanaman padi.
"Petani setempat menjual cacing sutranya dengan harga Rp9 ribu hingga Rp10 ribu Rupiah per gelas. Sekali panen dalam setiap bulannya, mereka bisa memanen ratusan gelas cacing sutra," ujarnya.
Untuk wilayah Banyumas, cacing sutra ini mereka jual sebagai pakan benih ikan gurame dan ikan lele.
Pembudidata mengaku kewalahan melayani pesanan cacing sutra untuk ratusan petani gurame di wilayah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Purbalinga, Kebumen hingga ke luar kota.