TABLOIDSINARTANI.COM, Kudus --- Bagi masyarakat penghobi, ikan hias bernama Cupang ini pastinya menjadi favorit segala usia, terutama cupang hias. Bahkan membuka usaha salon khusus cupang sebenarnya bisa menjadi peluang baru yang bisa ditekuni seiring maraknya kontes cupang hias.
Seperti yang dilakukan penghobi ikan cupang asal Kudus, Reza Nur Hidayat menjadi salah satu “tukang salon” ikan cupang yang cukup dikenal di Indonesia. Hanya berbekal silet, cotton bud dan tatakan sederhana, Reza hampir setiap harinya melakukan operasi kecantikan bagi ikan-ikan ini.
“Saya nyalonin ikan cupang yang mau kontes. Namun, ada juga klien yang datang untuk merapikan ikannya sehari-hari, ya namanya penggemar pasti ingin ikannya rapi. Jenis ikan cupang yang paling susah untuk salon adalah cupang hias Plakat. Plakat memiliki sirip kecil yang harus diperhatikan secara cermat agar tidak robek atau rusak saat penyalonan,” kata Reza.
Meskipun bisa dipelajari secara otodidak, pelaku usaha salon bagi ikan cupang ini ternyata masih sangat sepi pesaing. Inilah yang kemudian membulatkan tekad dari Reza untuk keluar dari sebuah perusahaan ekspedisi kapal di Jakarta 2013.
Nama Reza mulai dikenal setelah sering menyabet juara kontes cupang. Tiga kejuaraan terakhir yang disabetnya pada 2014 yaitu juara 3 kategori plakat dragon terang, juara 1 kategori halfmoon dasar gelap kontes ikan cupang regional di Surabaya, dan juara 3 nasional cupang in show 2014 yang digelar Kelompok Studi Hewan Kesayangan (KSHK) FKH UGM.
“Saya belajar operasi kecantikan ikan cupang dari teman di Semarang. Prosesnya mudah. Namun butuh ketelitian dan ketelatenan. Setelah yakin bisa, saya pulang dan serius menekuni usaha ini. Prospek bisnis ikan hias sejauh ini masih terbuka lebar,” ungkapnya.
Tarif layanan kecantikan di Salon Reza cukup murah, satu ekor ikan hanya dikenai Rp 15 ribu. Permak ekor cupang itu pun hanya berlangsung singkat, sekitar tiga menit. Untuk ikan kualitas ekspor, harga seekor cupang bisa mencapai Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah per ekor.
Dari kaca mata Reza, usaha salon ikan cupang sampai saat ini sangat jarang orang yang menggelutinya. Padahal jika dilihat dari hasilnya, jumlah pemasukan yang bisa didapatkan dari usaha membuka salon ikan cupang ini bisa digunakan untuk menghidupi sebuah keluarga.
Reza mencontohkan, hingga hari ini ia selalu mendapatkan order untuk mempercantik tampilan ikan cupang. Bahkan ketika ada lomba atau kontes ikan cupang, order di salon ikan cupangnya sampai membludak hingga ia terkadang kewalahan.
Permintaan tidak hanya dari lokal saja tapi juga sudah menyebar hampir di kota-kota besar di Indonesia, sampai ke luar Jawa. Jambi, Padang merupakan konsumen langganannya. Bahkan akhir-akhir ini Reza sibuk melayani berbagai permintaan para pecinta ikan cupang dari luar negeri. Para pecinta ikan cupang dari Malaysia, Singapura bahkan sampai dari Peru dan berbagai negara Amerika Selatan telah mengirimkan order kepadanya.
Perlu Trik
Karena ikan cupang tergolong ikan yang lincah dan gemar meronta-ronta, Reza harus membiusnya agar tenang. “Biar gampang sebenarnya. Ikannya juga tidak terluka jika ditata ekornya,” tuturnya.
Lantaran tubuh ikan cupang yang kecil, pembiusannya sendiri tidak menggunakan cairan kimiawi tetapi hanya menggunakan es batu agar ikan sedikit kehilangan kesadaran.
“Biasanya saya masukkan kedalam cawan atau mangkok. Kemudian perlahan tambahkan es batu hingga airnya menjadi dingin. Jangan langsung dimasukkan sekaligus esnya sebab nanti ikannya justru akan mati,” saran Reza.
Perlahan ikan akan kehilangan keseimbangan dan terlihat terhuyung-huyung setelah air menjadi dingin. Ikan pun menjadi lemas dan tubuhnya mulai membiru serta insangnya membuka lebar. “Saat ikan menunjukkan kondisi demikian, langsung kita lakukan operasi,” ungkapnya.
Proses ini harus dilakukan secara cepat dan tidak lebih dari tiga menit. Kemudian angkat ikan yang telah terbius ini ke tatakan sederhana yang telah dilapisi oleh handuk kecil. Biarkan saja tubuh ikan tergenangi air setengahnya agar sirip bisa terbuka dan tidak lengket, sehingga meminimalkan kejadian salah operasi.
“Kadang saat dilakukan operasi, ikan sedikit meronta-ronta. Biasanya saya celupkan kembali ke wadah yang berisi air es tadi. Nah, saat ikan pingsan lagi baru kita lakukan operasi lanjutan,” tuturnya.
Operasi yang sering dilakukannya seperti mencabut tulang sirip atau menggunting serit yang lebih atau patah. “Untuk ikan yang dicabut tulang siripnya, biasanya yang dicabut itu tulang yang tidak sesuai. Misalnya ikan dengan jenis serit empat, pada ekornya harus terdapat serit dengan cabang yang sama. Sering yang terjadi cupang memiliki tulang sirip yang tidak harmonis. Operasi dapat dilakukan dengan mencabut tulang sirip yang tidak teratur tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan jika ada bagian bagian serit yang lebih panjang dari serit yang lain, operasi pengguntingan serit bisa dilakukan. Namun perlu diingat pengguntingan harus dilakukan secara miring sehingga hasil potongan membentuk sudut lancip. Sebab jika tidak dipotong melancip serit akan tumbuh kembali cenderung bengkok.
Serit patah juga acap kali menjadi momok menakutkan. Ikan yang sudah disiapkan kontes mendadak mengalami petah serit akibat penangkapan yang kasar sering terjadi, caranya juga cukup dibereskan dengan gunting.