TABLOIDSINARTANI.COM, Cilacap--Beternak kambing perah kini menjadi peluang usaha baru yang potensial. Karena pasar susu kambing, termasuk produk olahannya cukup besar. Salah satu yang menekuni usaha ini adalah Teguh Munaji.
Dengan bendera Princess Farm, Teguh yang tinggal di Dusun Kramasari, Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, telah menekuni usaha beternak sapi perah sejak empat tahun. Awalnya, Teguh hanya memiliki tiga ekor kambing perah Sapera. Namun kini ia sudah memiliki sebanyak 30 indukan dengan sepuluh ekor induk yang produktif. Tiap ekor menghasilkan susu kambing berkisar 2 - 2,5 liter/hari.
“Sapera betina mampu memproduksi sekitar 2 liter/hari, dengan harga susu segar berkisar Rp 30 ribu sampai 35 ribu per liternya,” ujarnya. Susu kambing tersebut juga diolah menjadi aneka produk olahan. Anatar lain, susu varian rasa, kefir, yoghurt, krupuk rasa, sabun susu, stik susu, bola-bola susu dan ice cream.
Untuk pemasaran, Teguh mengatakan, produk olahan susu kambing sudah merambah ke luar kota seperti Jakarta, Bekasi dan Cikarang. “Susu kambing Sapera, diolah berbagai aneka produk yang diminati serta sudah dipesan konsumen hingga Ibu Kota Jakarta,” katanya.
Menurut Teguh, kambing perah Sapera merupakan hasil perkawinan silang antara pejantan Saanen dengan betina peranakan Etawa. Pakan yang digunakan agar produksi susu bagus yaitu konsentrat, ampas tahu juga hijauan. Dengan menambahkan minuman rendaman air pembuatan tempe kedelai. “Pakan tambahan berupa kecambah kacang hijau serta kulit dan menir kedelai akan membuat rasa susu lebih gurih,” katanya.
Saat ini ungkap Teguh, minat masyarakat beternak kambing perah cukup tinggi. Salah satu bukti dengan telah terbentuknya dua Kelompok Ternak di Desa Bojong yakni di Dusun Kramasari dan Dusun Jaya Giri. Peternak menganggap beternak kambing perah keuntungannya ganda. Selain dapat dimanfaatkan untuk perah, tapi juga pedaging hingga pembibitan. Untuk kambing betina Sapera usia 4 bulan, jika dijual bisa laku dengan harga sekitar Rp 2 - 3 juta.
Saat ditemui, Ketua Kelompok Ternak Budi Mulya Dusun Kramasari, Desa Bojong, Susyanti mengatakan, kelompok yang telah terbentuk sekitar setahun yang lalu anggotanya beternak kambing Jawa Randu. Namun, ke depan peternak berencana untuk memlihara kambing perah Sapera.
Alasannya menurut Susyanti, harga jual anakan kambing perah Sapera lebih mahal dibanding dengan kambing Jawa Randu. Selain itu, juga mendapatkan hasil ternak harian berupa susu kambing. “Anggota peternak ingin mendapatkan hasil lebih dengan budidaya ternak kambing, makanya kami punya keinginan beralih ke ternak kambing perah Sapera," ujarnya.