TABLOIDSINARTANI.COM - Digitalisasi pertanian dilakukan Kementerian Pertanian dalam mendukung program kewirausahaan petani muda yang dilakukan mulai tahun 2018.
“Digitalisasi pertanian ini dilakukan untuk merespon keterbatasan tenaga kerja, peningkatan effisiensi dan produktivitas, serta membangun bisnis proses baru, value baru, konsumen baru, untuk menghasilkan produk baru yang mampu men-disruptive teknologi budidaya konvensional,” kata Andriko Noto Susanto Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dalam kunjungan lapangannya ke Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.
Andriko menambahkan melalui penerapan pertanian persisi (precisions farming), marketing on line selain dapat menekan biaya produksi dan pemasaran sangat signifikan juga akan membuka akses pasar tanpa batas.
Dengan digitalisasi pertanian, petani dapat melakukan otomatisasi dalam panen, pengolahan tanah, tanam, pengendalian gulma dan organisme pengganggu tanaman, serta pemupukan.
Biaya produksi yang rendah akibat mekanisasi lanjutnya memungkinkan petani mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan cara konvensional, sehingga dapat memberikan insentif yang lebih baik bagi pemuda milenial yang mengelola lahannya.
Insentif pendapatan yang menarik tanpa harus kena panas, hujan dan lumpur juga akan mendorong minat generasi muda milenial turun ke sawah karena sangat menjanjikan.
“Implikasinya, petani milenial akan lebih innovative, kreatif, responsive terhadap perubahan dan tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapai,” tambahnya. Inilah awal dari modernisasi pertanian yang kita dambakan.
Selanjutnya pemasaran online dan off line generasi milenial memungkin akses penjualan semakin terbuka, sehingga dapat menghasilkan harga terbaik. Bagi konsumen, harga tersebut menjadi harga premium, karena barangnya baru, segar dan dari tangan pertama belum kena charge perantara atau yang dikenal sebagai midle man. Pemutusan rantai pemasaran ini penting karena selama ini keuntungan terbesar bukan diterima petani. Harga mahal yang ditanggung konsumen juga tidak dinikmati produsen.
Digitalisasi wirausaha ini lanjut Andriko juga akan dapat mempercepat peningkatan kesejahteran petani pada era digital secara terintegrasi sehingga pada gilirannya dapat mengurangi kemiskinan. Penggunaan program daring dengan berbagai aplikasinya tidak lain dimaksudkan untuk mengefisienkan jaringan distribusi dan penjualan langsung dari sentra-sentra produksi ke konsumen, sehingga secara umum akan makin mengefisienkan sektor pertanian dalam arti luas.
BACA JUGA:
> Selama 4 Tahun 385.170 Unit Alsintan Digelontorkan ke Petani
> Menteri Amran Pertanian Alami Transformasi Besar Dalam 4 Tahun
> Inilah hasil program terobosan Kementerian Pertanian dalam 4 Tahun Terakhir
Program terbaru pemerintah melalui regenerasi petani muda dan digitalisasi dapat mengoptimalkan sinergi di bidang pangan dan nonpangan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, memperluas akses petani ke sistem finansial, serta mengurangi kesenjangan antar daerah.
Pemerintah berupaya terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur agar dapat menciptakan sistem distribusi pangan yang efisien dan efektif, dalam pencapaian swasembada pangan di seluruh daerah dan tingkat nasional.
“Upaya menjadikan petani muda menjadi bahan bakar pembangunan pertanian akan terus dilakukan oleh BPPSDMP dalam upaya menyambut generasi emas Indonesia 2045,” ungkapnya.