Rabu, 12 Februari 2025


Mengenal Desa Brongkol, Surganya Durian Juara

13 Jan 2025, 14:13 WIBEditor : Herman

Durian Brongkol

TABLOIDSINARTANI,COM, Semarang --- Desa Brongkol di Kabupaten Semarang telah lama dikenal sebagai salah satu penghasil durian terbaik. Setiap dua tahun sekali, saat musim panen raya tiba, sekitar dua juta buah durian dihasilkan dari lebih dari 20.000 pohon durian yang tumbuh subur di desa ini.

Yang membuatnya semakin unik adalah cara tumbuh tanaman durian di Brongkol. Kebun-kebun durian milik petani dibiarkan tumbuh secara alami, hampir seperti hutan, dengan banyak pohon yang sudah berusia ratusan tahun.

Di Brongkol, durian tumbuh dengan cara alami, berbunga dan kawin silang tanpa campur tangan manusia, menghasilkan berbagai jenis durian dengan rasa yang semakin beragam dari waktu ke waktu.

"Kami sudah mengidentifikasi sekitar 30 jenis durian di sini," kata Ketua Kelompok Tani "Ngesti Ajuning Tani", Juwanto. Pria yang telah lama berkecimpung dalam dunia durian ini menambahkan , sekitar 18 jenis di antaranya sudah punya nama, karena pernah mengikuti kontes durian di tingkat kabupaten maupun provinsi.

Juwanto sendiri telah lama terjun dalam dunia durian sejak kecil. Di usia kelas 5 SD, ia sudah membantu orang tuanya mengikat buah durian di pohon. Mengikat buah durian adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian, karena durian yang sudah matang di pohon bisa jatuh dan rusak jika tidak dijaga.

Untuk melakukannya, para petani harus memanjat pohon yang tingginya mencapai belasan meter menggunakan bambu yang disebut sigi.

Pada tahun 1991, Juwanto kembali ke desa Brongkol dan memutuskan untuk menekuni usaha tani durian sebagai warisan orang tua. Seiring berjalannya waktu, ia belajar mengenali berbagai jenis durian, bahkan yang belum dikenal di luar Brongkol.

Petani Durian

Festival Durian

Sebelum festival durian diselenggarakan pemerintah, banyak jenis durian yang sudah memiliki nama sendiri, seperti durian Ijo, durian Abang, dan durian Wali, yang diwariskan oleh nenek moyang.

Pada tahun 2000, Kelompok Tani "Ngesti Ajining Tani" diundang untuk mengikuti lomba durian di Kabupaten Semarang. Salah satu syaratnya adalah durian yang dilombakan harus sudah memiliki nama. Itulah sebabnya Juwanto dan teman-temannya mulai memberi nama pada jenis-jenis durian yang ada, seperti durian Vera, durian Inul, dan durian Soimah, yang kini dikenal luas.

"Ada sekitar 18 jenis durian unggul dari Brongkol yang kami beri nama, dan beberapa di antaranya berhasil meraih juara," kata Juwanto bangga.

Tidak hanya berfokus pada durian lokal, para petani di Brongkol juga mulai menanam varietas durian unggul nasional dan internasional, seperti durian Montong, Musangking, dan Duri Hitam.

Namun, durian lokal tetap menjadi primadona. Mereka juga memanfaatkan teknik "top working" untuk meningkatkan kualitas pohon durian. Dengan metode ini, mereka menyambungkan batang pohon durian yang unggul ke pohon yang sudah ada, memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan.

desa Brongkol

Pelatihan dan pendampingan terus dilakukan untuk para petani durian Brongkol oleh penyuluh pertanian. Seperti diungkapkan Rosyid Muchlasin, Penyuluh Pertanian setempat, dan Imam Widiantoro, Koordinator BPP Jambu, menyatakan bahwa petani sudah menerapkan pengendalian hama dan pemupukan yang bijaksana.

"Petani sudah terlatih untuk menggunakan power sprayer dan menyemprotkan pestisida dengan cara yang efektif untuk mengendalikan serangan hama dan jamur," jelas Juwanto.

Keunikan Brongkol sebagai penghasil durian bukan hanya terletak pada jumlah dan kualitas buahnya, tetapi juga pada keberadaan sumber daya genetik (SDG) tanaman durian yang terus berkembang.

Keanekaragaman genetik durian lokal Brongkol menjadi potensi yang sangat bernilai. SDG memiliki peran penting dalam ketahanan pangan dan kesehatan, serta memungkinkan tanaman beradaptasi dengan perubahan kondisi alam.

Dengan segala keunikannya, Desa Brongkol tidak hanya menjadi kiblat bagi penggemar durian, tetapi juga memberi kontribusi besar dalam menjaga keberagaman genetik tanaman yang penting bagi ketahanan pangan di masa depan.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018