TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Mina padi bisa menjadi pilihan petani di tengah pandemi corona (covid 19). Mina padi yang dikelola petani akan mampu menjaga pasokan pangan dan ikan bagi masyarakat.
Guna mendorong mina padi di masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberi bantuan budidaya ikan sistem mina padi kepada Pokdakan Minajaya di Kecamatan Tombatu Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang memiliki lahan seluas 6 ha. Paket bantuan yang diberikan berupa benih ikan nila sebanyak 60 ribu ekor, 6,6 ton pakan ikan mandiri, serta sarana dan prasarana operasional dengan total bantuan senilai Rp 197,8 juta.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, mina padi merupakan model inovasi akuakultur yang dapat memberikan keuntungan berlipat. Mina padi dapat menjadi salah satu solusi yang tepat untuk diterapkan, terutama ditengah kelesuan ekonomi akibat pandemi covid-19 yang tengah mewabah.
Slamet mengatakan, sistem mina padi yang diterapkan petani mampu menghasilkan padi organik dengan peningkatan hasil panen padi 2-3 ton per ha, serta tambahan pendapatan dari ikan minimal 1 ton per ha. Sehingga, mina padi menjadikan salah satu model yang tepat untuk meningkatkan ekonomi petani.
" Keuntungan lainnya adalah pada saat proses produksi padi tidak mengggunakan pestisida serta minim dalam penggunaan pupuk, sehingga total petani dapat memperoleh tambahan pendapatan hingga 40 persen. Jadi melalui budidaya ini masyarakat tidak hanya dapat padi, namun juga mendapatkan ikan sebagai asupan protein,” papar Slamet, di Jakarta, Senin (4/5).
Pada tahun 2019 KKP menggelontorkan bantuan budidaya ikan sistem mina padi ke 18 Kabupaten/Kota di 12 Provinsi dengan total luas lahan sebanyak 400 ha. Sedangkan pada tahun 2020 KKP telah menyiapkan bantuan untuk mina padi seluas 100 ha.
Menurut Slamet, agar penyaluran bantuan tepat sasaran, pihaknya telah memastikan kelayakan calon penerima bantuan dan persyaratan teknis lokasi yang diperlukan. Diantara persyaratan teknis lokasi seperti kemiringan tanah, status kepemilikan lahan, kelancaran sumber air, akses transportasi dan komunikasi yang baik, termasuk kelembagaannya.
" Hal ini penting untuk dilakukan guna mendukung kelancaran dan keberlanjutan usaha yang digeluti oleh penerima bantuan,” ujar Slamet.
Sementara itu, Kepala BPBAT Tatelu Fernando Simanjuntak berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan produktivitas budidaya masyarakat. Sehingga dapat menjaga ketahanan pangan, khusunya ikan sebagai sumber protein yang esensial.
“Dengan adanya wabah covid-19 ini, kondisi gizi masyarakat harus tetap terjaga namun dengan senantiasa mengedepankan keselamatan pelaku usaha yang tetap beroperasi. Penerapan SOP keselamatan sangat penting dilakukan dalam kegiatan berbudidaya agar kesehatan pelaku usaha tetap terjaga dan usaha dapat terus berjalan,” kata Fernando.
Pada tahun 2020 , BPBAT Tatelu menyalurkan bantuan mina padi kepada kelompok petani atau pembudidaya ikan sebanyak 30 paket. BPBAT Tatelu juga berenca membangun sarana mina padi pada lahan sawah seluas 30 ha di wilayah Indonesia bagian timur.