TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) komitmen mengembangkan rumput laut di Kepulauan Seribu. Untuk meningkatkan produksi rumput laut masyarakat bisa memanfaatkan KUR dari pemerintah.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, untuk permodalannya, masyarakat tak perlu kawatir karena bisa menggunakan KUR yang bunganya rendah, 6 persen. " Kami juga menyiapkan skema dana pinjaman dari BLUMKP dengan bunga yang sangat rendah yaitu 3 persen. Pinjaman tidak memberatkan, karena tak menggunakan agunan," papar Edhy Prabowo, di Jakarta, Kamis, (28/5).
Edhy mengaku, belum genap sebulan telah melepas ekspor rumput laut jenis Spinosum di Serang ke Vietnam. Nah, bahan baku rumput laut yang diekapor sebagian besar berasal dari Kepulauan Seribu. KKP juga memberikan semangat kepada pemerintah daerah, pembudidaya rumput laut dan mendorong masyarakat Kepulauan Seribu untuk melakukan budidaya rumput laut karena peluang pasarnya masih terbuka.
“Saya mengharapkan budidaya rumput laut dapat dikembangkan di Kepulauan Seribu. Mengingat lokasinya yang cocok, biaya investasi yang murah, banyak menyerap tenaga kerja, dan teknologinya juga sederhana,” kata Edhy.
Sementara itu, Pimpinan CV Delton, Mujahidin yang merupakan eksportir rumput laut mengatakan, siap membantu program pemerintah dalam pengembangan rumput laut.
“Kami siap menerima rumput laut yang dihasilkan oleh masyarakat Kepulauan Seribu dan kami selama ini telah melakukan pembinaan dan pendampingan ke pembudidaya di Kepulauan Seribu sehingga rumput laut yang dihasilkan memenuhi kualitas pasar, “ kata Mujahidin.
Rumput Laut Kultur Jaringan
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, KKP sedang mendorong industrialisasi rumput laut nasional. Hal itu dikarenakan, rumput laut memiliki kontribusi besar terhadap nilai ekspor perikanan nasional.
Menurut Slamet, pihaknya sudah menyiapkan berbagai strategi percepatan peningkatan produksi rumput laut. Diantaranya melalui penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan.
Rumput laut kultur jaringan ini diproduksi oleh UPT DJPB. Diantaranya di Lampung, Jepara, Situbondo, Takalar, Lombok, Ambon.
Penggunaan rumput laut kultur jaringan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan jenis yang biasa. Laju pertumbuhan rumput laut kultur jaringan sebesar 11,5 persen. Sedangkan yang biasa hanya 7,5 persen.
" Selain itu juga kandungan karaginan yang lebih tinggi yaitu 40 persen. Sedangkan kandungan karaginan rumput laut non kultur jaringan hanya 34 persen," ujar Slamet.
Menurut Slamet, selain menggenjot produksi dengan penggunaaan rumput laut kultur jaringan, pihaknya juga berharap agar pembudidaya mengikuti petunjuk dari dinas, para penyuluh dan juga UPT DJPB dalam melakukan teknik budidaya. " Kami harap pembudidaya menerapkan cara budidaya yang baik sehingga budidaya rumput laut dapat berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad mengapresiasi apa yang telah dilakukan KKP di tengah bulan puasa dan pandemi covid-19 yang tetap turun ke lapangan untuk memberikan semangat kepada pembudidaya.
“Saya berharap pemerintah pusat dalam hal ini KKP memberi perhatian lebih pada masyarakat pesisir di Kepualuan Seribu. Sebab, potensi budidaya laut cukup besar dan dapat menjadi andalan perekonomian masyarakat," katanya.
Menurut Husein, Kepulauan Seribu merupakan kawasan strategis parawisata nasional. Apabila dikolaborasikan dengan perikanan akan menjadi potensi ekonomi yang besar.
“Potensi budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu sangat besar yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemda siap bekerja sama dengan KKP dalam mengembangkan rumput laut di Kepulauan Seribu,” pungkas Husein.