Rabu, 15 Januari 2025


Rehabilitasi Kawasan Pesisir, KKP Tanam Mangrove di Sumenep

20 Nov 2020, 10:05 WIBEditor : Indarto

Mangrove | Sumber Foto:Dok. Humas PRL

Penanaman bibit mangrove ini sebagai upaya untuk meningkatkan luasan tutupan mangrove nasional, sekaligus merehabilitasi ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan.

 

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Mangarove sangat berperan terhadap ekosistem pesisir dan pantai. Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) terus melakukan penanaman mangrove dan menggencarkan pembibitan mangrove untuk pemulihan ekosistem dan ekonomi masyarakat.

 

KKP bersama Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kec. Saronggi Kab. Sumenep, melakukan sosialisasi pembibitan mangrove di Desa Kebundadap Timur, Kab. Sumenep. Dalam kesempatan tersebut,  masyarakat juga mendapat bantuan 500 ribu bibit mangrove.

 

Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini merupakan upaya pemulihan ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan dan penyadartahuan kepada masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga dan melindungi kawasan pesisir. Selain itu juga sebagai stimulus ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Tb Haeru juga mengatakan, tujuan program ini selain untuk merehabilitasi kawasan ekosisitem pesisir, juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Sumenep selaku penerima bantuan pembibitan mangrove.

 

“ Saya sangat berharap program ini dapat dimanfaatkan danterus dikembangkan,” ujar Tb. Haeru, di Jakarta, Jumat (20/11).

 

Sejak tahun 2.000, KKP telah melakukan penanaman mangrove sebanyak 14.953.500 batang di lahan seluas 1.500 hektare (ha).  Penanaman bibit mangrove ini sebagai upaya untuk meningkatkan luasan tutupan mangrove nasional, sekaligus merehabilitasi ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan.

 

Pada tahun 2020,  KKP menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya rehabilitasi kawasan mangrove di 12 lokasi. Kegiatan tersebut,  meliputi penanaman mangrove, nursery mangrove, pembuatan treking mangrove, dan pelatihan produk olahan.

 

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K), Muhammad Yusuf mengatakan,  pembibitan mangrove dapat dilakukan dengan cara alami maupun buatan. Pembibitan dengan cara alami terjadi jika biji/buah jatuh dan tumbuh dengan sendirinya pada substrat. Sedangkan pembibitan buatan dilakukan oleh manusia dengan cara pembibitan dan penanaman kembali bibit yang telah tumbuh pada habitat alaminya.

 

“Oleh sebab itu nursery mangrove sangat diperlukan untuk membibitkan biji/buah mangrove agar siap ditanam di lapangan,” ujar Yusuf.

 

Ketua Pokmaswas Kec. Saronggi Kab. Sumenep Maskur  mengatakan, sosialisasi penanaman bibit mangrove ini sangat bermanfaat untuk masyarakat setempat. “Terima kasih, kami dapat bantuan 500 ribu bibit mangrove. Kalau nanti sudah siap tanam bisa digunakan untuk penanaman di wilayah Sumenep dan bisa dijual juga ke pihak Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) supaya membantu kesejahteraan masyarakat dan tetap memelihara ekosistem mangrove,” kata  Maskur.

 

Reporter : Dimas
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018