TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Inovasi teknologi budidaya lele sistem bioflok yang telah dikembangkan ke masyarakat telah menuai hasil. Bahkan, budidaya lele sistem bioflok yang dilakukan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Berkah Bersama Lele, di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, berhasil panen sebanyak 3,2 ton dengan nilai jual diperkirakan sebesar Rp 52,7 juta
Panen raya yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Rokan Hulu, Abdul Haris, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Barikun, Camat Ujung Batu dan Kabid Perikanan DKPP Rokan Hulu, ini buah dari program bantuan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP tahun 2020.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, KKP terus mendorong aplikasi inovasi teknologi budidaya lele sistem bioflok di masyarakat. Budidaya sistem bioflok ini menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan sistem konvensional.
“ Budidaya sistem bioflok juga lebih efisien penggunaan pakan serta lahan budidaya turut membuat animo masyarakat untuk mencoba menerapkan metode budidaya tersebut,” kata Slamet, di Jakarta, Selasa (15/12).
Menurut Slamet, budidaya ikan sistem bioflok merupakan salah satu program prioritas KKP yang akan terus dimasyarakatkan karena berbagai keunggulannya. Program ini akan dilanjutkan pada tahun 202.
“ Kami saat ini telah memulai proses identifikasi calon penerima dan lokasi bantuan di seluruh Indonesia, agar dapat segera direalisasikan di awal tahun. Kita harapkan program bantuan yang telah berjalan dapat scale up usahanya dan dapat diperbanyak oleh masyarakat yang lain,” kata Slamet.
Kepala BPBAT Sungai Gelam Jambi, Boyun Handoyo mengatakan, panen raya ini merupakan hasil dari program DJPB KKP yang distribusikan ke pokdakan. Diantaranya 65 paket dukungan budidaya ikan sistem bioflok untuk komoditas lele dan nila.
Boyun mengatakan, paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok sebanyak 65 paket ini tersebar di 8 Provinsi, 38 Kabupaten/Kota di Sumatera. “ Panen raya hari ini adalah salah satu bukti nyata dari program DJPB KKP yang kami terima dan salurkan langsung ke pembudidaya,” ujar Boyun.
Dikatakan, capaian hasil panen kali ini melebihi ekspektasi. Budidaya lele sistem bioflok memberikan bukti hasil yang sangat memuaskan. Karena bukan hanya hasilnya yang lebih meningkat.
“ Sistem budidaya ini bisa diintegrasikan dengan tanaman anggur dengan mengandalkan pupuk dari limbah budidaya lele. Sehingga bukan hanya panen lele saja, tapi juga bisa panen anggur sehingga hasilnya ganda. Bagi kami, ini sangat memuaskan,” kata Boyun.
Ketua Pokdakan Berkah Bersama Lele, Hasmid mengatakan, budidaya lele sistem bioflok adalah berkah tersendiri. Dengan menerapkan teknologi bioflok dalam budidaya ikan lele sesuai SOP selama pemeliharaan tingkat kematian kurang dari 3 persen dan FCR tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
“Alhamdulillah dengan menerapkan sesuai apa yang diajarkan kami berhasil panen ikan lele sebanyak 3,2 ton,” ujar Hasmid.
Kendati telah berhasil, Hasmid merasa kelompoknya masih sangat memerlukan pendampingan dari BPBAT Sungai Gelam, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta Penyuluh Perikanan Kabupaten Rokan Hulu agar budidaya ikan dengan sistem bioflok ini dapat berkelanjutan. “Kami tidak ingin berpuas diri dengan hasil yang sekarang. Harapannya kami masih bisa terus mendapat pendampingan biar hasilnya bisa lebih ditingkatkan,” kata Hasmid
Sekda Rokan Hulu, Abdul Haris juga mengapresiasi atas dukungan program yang digulirkan KKP dan partisipasi seluruh pihak untuk keberhasilan budidaya ikan lele sistem bioflok ini yang hasilnya sangat luar biasa. “Apa yang bisa membuat kita lebih baik, jangan pernah kita berhenti dan berpuas diri. Untuk itu, mari bekerja keras, mari bekerja sama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui budidaya ikan,” pungkas Hasmid.