Sabtu, 20 April 2024


Pelatihan Kompetensi Pelaku Utama Perikanan, Kunci Utama Pembangunan KP

19 Peb 2021, 18:17 WIBEditor : Gesha

Pelatihan Pelaku Usaha KP | Sumber Foto:KKP

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Peningkatan kompetensi pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan, serta masyarakat yang melakukan usaha di bidang KP), baik melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi berdampak besar pada pembangunan sektor kelautan dan perikanan guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sejalan dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP (Puslatluh KP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), terus berupaya menjadikan pelaku utama menjadi lebih mandiri, terampil, dinamis, efisien, profesional, serta berdaya guna dengan tetap memperhatikan lingkungan yang terpelihara dan lestari. 

Salah satunya melalui pelatihan Pembesaran Ikan Air Tawar dan Udang Galah bagi masyarakat perikanan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang digelar  Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, sebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT) Puslatluh KP, bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Minajaya Sleman.

Sebanyak 100 orang, yang terdiri dari 50 orang pembudidaya ikan air tawar dan 50 orang pembudidaya udang galah, setempat menyambut antusias kegiatan ini.  ‘Pelatihan Pembesaran Ikan Air Tawar’ dilakukan di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, sedangkan ‘Pelatihan Pembesaran Udang Galah’ bertempat di BPP Palur, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, pelatihan dilakukan  dengan blended system yang menggabungkan metode daring dan luring. 

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, pelatihan ini diselenggarakan guna mendukung terwujudnya tiga program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yakni peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sub-sektor perikanan tangkap, pengembangan perikanan budidaya, serta pembangunan kampung-kampung atau sentra perikanan budidaya air tawar, payau, dan laut. “Implikasi dari PNBP ini tentunya akan dikembalikan untuk  kesejahteraan masyarakat. Beberapa  komoditas seperti udang dan kerapu akan didorong menjadi komoditas unggulan dalam meningkatkan perekonomian negara,” jelas Sjarief.

Beberapa contoh sentra perikanan tersebut di antaranya adalah Kampung Lobster, Kampung Lele, Kampung Udang, Kampung Nila, Kampung Kakap, hingga Kampung Rumput Laut. “Tentu saja harapan kami di dalam membangun sentra-sentra ini akan terjadi interaksi dari hulu ke hilir. Dimulai dengan adanya indukan-indukan unggul, di mana KKP akan mendorong penyebaran indukan unggul, baik itu lele, udang galah dan lainnya. Kita juga mendorong adanya pembentukan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) unit pembesaran, hingga unit pasca panen yang mampu meningkatkan nilai produk tersebut,” tuturnya.

Untuk itu, ia berharap agar berbagai pelatihan yang diselenggarakan KKP dapat memberikan aspirasi kepada pelaku utama kelautan dan perikanan. Tak hanya itu, pelatihan juga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi, mengurangi stunting, serta  memenuhi konsumsi protein masyarakat setiap harinya. 

“Ini bukanlah pelatihan pertama dan terakhir untuk nelayan Kab. Sukoharjo. Pelatihan akan berlanjut dengan pelatihan pembenihan, pembuatan pakan, hingga pelatihan pasca panen. Melalui pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat membangun usaha pembesaran lele dan udang galah hingga menjadikan Sukaharjo sebagai kampung tematik budidaya perikanan,” harap Sjarief.

Pacu Lapangan Kerja

Ketua DPR RI Puan Maharani yang berkenan hadir membuka pelatihan ini menyatakan bahwa Sukoharjo merupakan wilayah yang memilki potensi kelautan dan perikanan tinggi, utamanya dalam sektor budidaya. Tak hanya di Sukoharjo, ia mengatakan bahwa Indonesia patut bersyukur dan berbangga karena merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya sektor KP. Sektor ini dinilai memiliki peran penting dalam perekonomian maupun kesejahteraan negara. Bahkan, sektor KP terbukti menjadi salah satu sektor yang dapat bertahan di masa pandemi.

“Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang terbukti dapat bertahan di masa pandemi ini. Sektor perikanan juga memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan generasi masa depan Indonesia seperti dalam hal memerangi stunting. Hal ini karena produk dari hasil perikanan mempunyai keunggulan dibanding produk-produk yang lain, di antaranya adalah ikan yang memiliki potensi yang sangat lengkap dan sangat baik bagi tubuh kita,” paparnya. 

Menurutnya, berbagai potensi tersebut menunjukkan bahwa perikanan adalah asas penting dan berharga bagi bangsa Indonesia. Untuk itu, produksi sektor perikanan harus terus dikembangkan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja yang luas, serta memacu kedaulatan pangan di Indonesia. Sejalan dengan itu, Puan pun memberikan dukungan serta apresiasinya terhadap penyelenggaran pelatihan ini yang dapat turut melahirkan SDM Kelautan dan Perikanan yang kompeten. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Sukoharjo, Netty Harjianti, menerangkan bahwa selama ini masyarakatnya telah berupaya melakukan budidaya udang galah. Namun, hasilnya memang belum maksimal. Untuk itu ia berharap agar pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat Sukoharjo untuk mengembangkan budidaya udang galah maupun ikan air tawar. Sebab, ia menilai bahwa sektor ini memiliki prospek yang cukup baik dalam meningkatkan perekonomian budaya ikan di daerahnya.

“Melalui pelatihan pembesaran budidaya ikan air tawar dan pembesaran udang galah ini, kami optimis akan menambah semangat masyarakat dalam budidaya ikan air tawar termasuk udang galah,” ucapnya.  

 

 

Reporter : NATTASYA
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018