TABLOIDSINARTANI.COM, Tangsel---Melihat ikan hias melenggak-lenggok di akuarium menjadi cara tersendiri bagi sebagian masyarakat menghilangkan stress dari aktifitas sehari-hari yang menyibukkan. Di ajang pameran ikan hias Nusatic (Nusantara Akuatik) yang berlangsung di IEC BSD 14-16 Juli 2023, kita bisa melihat berbagai jenis ikan yang cantik-cantik.
Lenggak-lenggok ikan di akuarium dengan warna-warni yang bermacam-macam menjadi penghibur warga yang berkunjung ke pameran NUSATIC. Berbagai jenis ikan hias ditampikan oleh komunitas, bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga peserta dari luar negeri.
Direktur Nusatic, Joty Atmadjaja, sebenarnya kegiatan ini telah diselenggarakan sejak tahun 2016 yang diikuti komunitas ikan hias di seluruh dunia. Setelah terhenti karena pandemi Covid-19, ajang NUSATIC 2023 ini untuk mengisi kekosongan ajang ekspo ikan yang sebelumnya berlangsung di Singapura.
“Dalam kegiatan ini, kita menyelenggarakan pameran, kontes ikan hias dan seminar yang dihadiri dan diikuti kontestan dari dalam dan luar negeri,” kata Joty. Kegiatan lainnya lanjutnya adalah Konferensi Internasional, Farm Visit dan Nusatic Tour ke Bali dan Labuan Bajo.
NUSATIC 2023 telah mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Asosiasi Ikan Hias Dunia. Selain itu, pihaknya juga mengajak Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian BUMN dan Kemenko Maritim dan Investasi.
Menurut Joty, penyelenggaraan NUSATIC kali ini merupakan tahun kelima, setelah terakhir tahun 2017. Ajang expo ikan hias internasional tahun ini menghadirkan nuansa Jawa. Pada ajang sebelumnya nuansa Kalimantan dan Bali. ”Jadi ada misi yang ingin kita sampaikan yakni nuansa Nusantara, sehingga kita namakan Nusatic yang berarti Nusantara Akuatik,” ujarnya.
NUSATIC 2023 akan diikuti 14 komunitas ikan hias, naik dari sebelumya hanya 9 komunitas. Joty berharap, jumlah ikan hias yang akan ikut mencapai 15-20 ribu ekor atau naik dari sebelumnya yang hanya 13 ribu ekor.
Begitu juga pengunjung yang akan hadir, Joty optimistis naik dari 15 ribu orang menjadi 20 ribu pengunjung. ”Ini dimungkinkan karena NUSATIC tidak hanya dikuti peserta dalam negeri, tapi juga luar negeri, seperti China, Singapura, Vietnam, Filipina, India, bahkan Afrika,” tuturnya.
Potensi Ikan Hias
Potensi ikan hias di Indonesia ternyata luar biasa. Bukan hanya ragamnya yang tinggi, tapi endemisitas juga tinggi dan unik. Bahkan dari total jenis ikan hias dunia yang mencapai 32.400 spesies, ternyata yang ada di Indonesia mencapai 4.552 spesies.
Bukan hanya itu data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan, paling tidak 60 persen ikan hias yang beredar di pasar Internasional berasal dari Asia, dan 40 persen berasal dari Indonesia. Jenis ikan hias yang beredar di dunia terdiri dari ikan hias air tawar sebanyak 5.325 spesies dan ikan hias air laut sekitar 5.400 spesies.
Ketua Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Maxdeyul Sola melihat, potensi pengembangan ikan hias hampir ada di seluruh Indonesia. Bukan hanya ikan hias air laut, tapi juga ikan hias air tawar. Jenis ikan hias unggul diantaranya, Koi, Koki, Arwana, Botia, Cupang, Oskar dan Diskus.
“Dengan potensi itu, sebaiknya kita mengambil terobosan untuk mengambil mengambil posisi nomor satu di dunia. Saat ini sudah ada rancangan dari Kemmenko Investasi dan Maritim untuk menuju Ikan hias nomor satu dunia tahun 2024,” tutur saat Konfrensi Press kegiatan NUSATIC 2023 yang akan berlangsung di ICE BSD City pada 14-16 Juli 2023.
Bukan hanya potensi pasar di dalam negeri, menurut Maxdeyul, peluang pasar ekspor juga cukup besar. Diantaranya, pasar Asia paling besar, kemudian Eropa, Amaerika Serikat, Australia dan Afrika. ”Ekspor ikan hias kita cukup tinggi. Ini peluang bagi kita meningkatkan pemasukan negara,” ujarnya.
Apalagi komoditas ikan hias, Maxdeyul melihat, bisa dilakukan dalam skala UMKM dan rumah tangga. Misalnya, dengan bermodal botol, masyarakat bisa memproduksi ikan hias. Data menyebutkan penghasilkan rumah tangga dari usaha ikan hias lebih tinggi dari pertanian tanaman pangan.