Ihan Batak atau ikan batak menjadi penghuni terakhir ikan endemik di Danau Toba
Upaya Konservasi
Untuk menemukan lokasi yang cocok untuk budidaya ikan batak dan menjaga kesesuaian dengan habitat alaminya, penting memiliki aliran air yang masih alami, jernih, dan kaya oksigen.
Sekar Larashati mengusulkan lokasi di perairan Desa Bonan Dolok sebagai tempat yang potensial. Sebagai lulusan dari program doktor Denmark Technical University dan ahli dalam kelompok ikan tawar, ia merekomendasikan bahwa ikan ini sangat cocok dengan habitat sungai dan danau di wilayah pegunungan. Menurutnya, Desa Bonan Dolok memiliki potensi untuk dijadikan kawasan konservasi ikan batak.
Desa Bonan Dolok terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula, Samosir, dan berada di tepi Danau Toba. Wilayah ini memiliki lanskap yang indah, dikelilingi oleh perbukitan, sawah-sawah tradisional, dan bahkan memiliki air terjun.
Menurut Sekar, ekosistem di wilayah ini masih terjaga dengan baik. Pohon-pohon tumbuh di sekitar sungai yang menjadi sumber makanan alami bagi ikan batak. Aliran air di daerah ini berkelanjutan sepanjang tahun, dan bagian hulu sungai masih berupa hutan alami.
Sekar percaya bahwa upaya konservasi habitat ikan batak tidak hanya akan melindungi spesies ikan itu sendiri, tetapi juga berdampak positif bagi biota lain yang hidup di sekitarnya, seperti keong dan cacing.
Namun, jika Desa Bonan Dolok dipilih sebagai kawasan konservasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, perlu mengatasi masalah pembuangan limbah domestik dan industri, serta aktivitas penambangan yang dapat berdampak negatif pada ekosistem. Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat lokal juga menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas ekosistem, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan hingga ke hilir, yaitu ke Danau Toba.
Sekar menekankan bahwa upaya konservasi harus didasarkan pada kajian dan penelitian yang mendalam. Dibutuhkan juga partisipasi aktif masyarakat sekitar, serta dukungan dan prioritas dari pemerintah setempat dalam mewujudkan program konservasi ini.
Bisakah dilakukan perlindungan dengan bentuk kearifan lokal?