TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana menyiapkan modeling budidaya rumput laut seluas 100 hektare. Hal ini diharapkan dapat menggenjot industri hilir rumput laut nasional.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, mengumumkan rencana pengembangan pemodelan di dua lokasi, Rote Ndao dan Maluku Tenggara, dengan luas masing-masing 50 hektare.
"Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani rumput laut, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja," sebutnya.
Sebelumnya, KKP telah berhasil membangun model ramah lingkungan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dengan luas 50 hektare.
Selain itu, strategi revitalisasi juga diterapkan untuk meningkatkan produksi rumput laut melalui penyediaan bibit dan pembibitan kultur jaringan.
"Stabilitas dan kualitas produksi di hulu menurutnya menjadi penopang tumbuhnya industri hilir rumput laut," katanya.
Pada 2022, budidaya rumput laut Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton yang didominasi varian Cottonii sebagai bahan karagenan. disusul jenis rumput laut Sargassum, Gracilaria, Haliminea, dan Gelidium amanzii.
"Penelitian mengungkap peran penting rumput laut untuk membentuk masa depan umat manusia dan memastikan keberlanjutan ekologi. Rumput laut sebagai sumber pangan alternatif, industri biofarmasi dan kosmetik, pengganti plastik yang ramah lingkungan, dan penangkapan karbon," kata Trenggono.
Berdasarkan Future Market Insights tahun 2023, pasar rumput laut global mencapai USD7,79, dan diproyeksikan akan terus meningkat menjadi USD19,66 miliar pada tahun 2033, dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) sebesar 9,7% antara tahun 2023 – 2033.
Proyeksi itu menghadirkan peluang usaha rumput laut yang cukup besar, baik di hulu maupun hilir. Indonesia disebutkannya memiliki potensi lahan budidaya seluas 12,1 juta haktare, dan yang baru termanfaatkan hanya 0,8 persennya.