Jumat, 19 April 2024


Double Manfaat, Hias Pekarangan dengan Tanaman Penyerap Polutan

03 Peb 2020, 17:15 WIBEditor : Yulianto

Lokasi penjualan tanaman hias di sepanjang Jl. Harsono RM, Ragunan, Jaksel | Sumber Foto:windira

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Kondisi udara di Ibukota Jakarta terbilang sudah mengkhawatirkan. Tingkat polusi yang tinggi membuat, Pemerintah DKI Jakarta, melakukan gerakan melalui sekolah-sekolah untuk menanam tanaman penyerap polutan.

Dengan menghiasi tanaman penyerap polutan, bukan hanya halaman menjadi cantik, tapi juga berefek ganda karena dapat membersihkan udara di sekitar rumah. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap polutan. Apa saja?

Salah satu tanaman yang tenar adalah Lidah Mertua. Tanaman hias ini bisa di letakkan di dalam ruangan, Salah satu keistimewaan adalah mennyerap bahan beracun seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.

 

Lidah metua diketahui memiliiki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, serta dapat memberikan energi perlindungan pada lingkungan sekitarnya. Hal ini karena kemampuannya menyerap jumlah karbon monoksida yang berlebihan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.

Selain itu, lidah mertua juga memiliki manfaat menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker. “Tanaman hias bukan hanya bertujuan untuk memperindah taman tetapi juga memiliki manfaat yang dapat menyerap polutan,” kata Sartono, salah seorang pedagang tanaman hias di Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan kepada Tabloidsinartani.com, beberapa waktu lalu.

Tanaman lidah mertua atau yang juga dikenal dengan nama Sansevieria dibagi menjadi dua jenis. Pertama, jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50–75 cm. Kedua, jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3–6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang. Karena itu ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.

Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur. Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi. Ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.

Selain lidah metua, Sartono mengungkapkan, tanaman lainnya yang dapat menyerap polutan adalah lili paris. “Tanaman ini banyak diborong untuk taman perkantoran karena bermanfaat untuk meredam polusi,” kata Sartono yang merintis usahanya sejak 4 tahun lalu.

Lili paris atau juga dikenal Lili siam merupakan tanaman dari kelompok variegata yang daunya bergaris-garis hijau-putih mirip rumput melengkung. Tanaman ini biasanya dipelihara di dalam ruangan untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan pekerjaan.

Tanaman ini dikenal sebagai pembersih alami lain, karena mampu meningkatkan aliran energi di rumah dengan menetralkan bahan kimia berbahaya dalam ruangan. Selain itu, tanaman hias ini juga merupakan tanaman rumah yang mudah beradaptasi dan ditanam. Manfaat yang di peroleh dari tanaman ini juga sama dengan Lidah Metuah yakni dapat menyerap polusi udara.

Surtono bercerita, perawatan lili paris tidak sulit, karena cenderung menyesuaikan dengan keadaan tanah, serta suhu cuaca. Lili paris juga termasuk salah satu jenis tanaman hias semak. Perawatannya hanya perlu menyiram secukupnya secara teratur setiap pagi dan sore hari.

Selain itu Sartono menyarankan, agar dilakukan penyiangan dan perampalan pada daun kering, apabila diperlukan. Jangan lupa juga lakukan pemupukan secara berkala setelah tanaman berusia 3-4 minggu.

Ada juga tanaman hias Jade yang biasa disebut dengan tanaman Batu Giok. Tanaman yang dikenal karena bentuknya menyerupai bonsai ini dapat membuat pigmen seperti karoten untuk melindungi rumah dari sinar matahari serta sinar ultraviolet yang bisa merusak kulit.

Tanaman jade atau Crassula ovata termasuk sejenis sukulen, yaitu tanaman dengan batang atau daun berdaging tebal. Tanaman ini mudah ditanam dan dipelihara, bahkan tidak membutuhkan banyak air dan bisa hidup hingga beberapa tahun. Karena itu jade banyak dipilih pecinta tumbuhan.

“Tanaman jade bisa ditanam dengan mudah dari sebuah potongan kecil. Namun kalau ingin menanamnya sendiri, pelajarilah cara menanam, merawat, dan memelihara tanaman ini,” saran Sartono.

 

Reporter : Windira
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018