Selasa, 28 Maret 2023


Berminat? Yuk Ikut Lomba Karya Tulis Jurnalistik Bioteknologi

21 Des 2020, 22:59 WIBEditor : Yulianto

Bioteknologi menjadi salah satu jalan keluar peningkatan produksi pertanian | Sumber Foto:Dok. Sinta

TABLOIDSINARTANI.CPM, Jakarta---Bagi Anda yang suka menulis soal teknologi, khususnya bioteknologi, kini ada kesempatan menarik untuk ikut lomba karya tulis jurnalistik. Lomba bisa diikuti praktisi media, baik dari kalangan jurnalis maupun publik.

Hadiah yang ditawarkan berupa uang tunai, sertifikat dan plakat bagi pemenang. Lomba digelar mulai 18 Desember 2020-18 Maret 2021. Direncanakan malam penganugerahan akan digelar pada April 2021.

Sebagai penyelenggara, Direktur IndoBIC Prof. Dr. Bambang Purwantara mengatakan, ada beberapa target dari kompetisi ini. Pertama, peningkatkan pemahaman (advancing knowledge) wartawan bidang pertanian/lingkungan hidup/ekonomi akan bioteknologi pertanian secara keilmuan/science base.

Kedua, kemampuan mengidentifikasi isu-isu krusial di sekitar bioteknologi global/regional/lokal. Ketiga, mendeteksi hambatan (regulasi, politik, anggaran pemerintah, keilmuan, lingkungan hidup, persepsi eksekutif, persepsi legislatif, persepsi publik) percepatan adopsi bioteknologi pertanian di Indonesia.

Keempat, penulis mampu mencetuskan gagasan solusi yang bisa ditempuh untuk mengurai hambatan tersebut. Khususnya merujuk best practise di negara maju dan local wisdom yang bisa diadopsi di Indonesia.

Penulis mampu memberi gambaran prospek masa depan pertanian berbasis bioteknologi secara global dan di Indonesia,” katanya saat webinar “Potensi Bioteknologi Pertanian dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Indonesia”, beberapa waktu lalu.

Webinar tersebut diselenggarakan Indonesian Biotechnology Information Centre (IndoBIC), bekerjasama dengan SEAMEO BIOTROP, KTNA, Persatuan Bioteknologi Pertanian Indonesia (PBPI) dan didukung International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA).

Webinar itu merupakan seri ketiga dari rangkaian webinar biotek yang diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi lomba karya tulis untuk jurnalis. Webinar biotek bertema “Potensi Bioteknologi Pertanian dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Indonesia” telah dilaksanakan 3 kali.

Menurut Bambang, berdasarkan laporan ISAAA, hingga tahun 2019 sudah ada 71 negara yang mengadopsi tanaman biotek sejak tahun 1996. Dari jumlah tersebut 91 persen dari tanaman tersebut diproduksi 5 negara mega bioteknologi yaitu Amerika Serikat (AS), Brazil, Argentina, Kanada dan India. Sedangkan luas pertanaman bioteknologi sudah mencapai 190,4 juta hektar dengan lima tanaman biotek utama yaitu jagung, kedelai, kapas, kanola dan alfalfa.

Berdasarkan pengalaman negara di dunia, Bambang mengatakan, dengan bioteknologi petani diuntungkan. Misalnya produksi jagung akan meningkat, harga jual lebih tinggi. Bahkan bioteknologi dianggap sebagai teknologi paling cepat berkembang di dunia, karena kontribusi terhadap ketahanan pangan, keberlanjutan dan mengantisipasi perubahan iklim.

Sementara itu Direktur SEAMEO BIOTROP, Dr. Irdika Mansur mengatakan, bahwa penelitian dan pengembangan bioteknologi tanaman di BIOTROP meliputi rekayasa genetika untuk mendapatkan bibit unggul, identifikasi dan kloning gen ketahanan terhadap hama dan penyakit dan kultur jaringan tanaman untuk penyediaan bibit unggul.

“Dalam penelitian rekayasa genetika, Biotrop telah berhasil mentransformasi rumput laut dengan menggunakan perantara Agrobacterium tumefaciens,” katanya. Selain itu di bidang kultur jaringan, Biotrop juga  telah mengembangkan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi seperti kayu jati, jabon, sengon, chesnut, anubias, talas satoimo, gaharu, kayu putih dan beberapa tanaman lokal langka.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018