Jumat, 21 Maret 2025


Kamaludin Bisa Menjual 50 Buah Sangkar Burung per Bulan

08 Mei 2021, 13:45 WIBEditor : Ahmad Soim

Kamaluddin pengrajin sangkar burung

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Sidrap -- Perkembangan zaman tidak selalu meninggalkan produk hasil tempo dulu. Salah satunya adalah kerajinan tangan sangkar burung.

Produk kerajinan tangan dengan bahan baku bambu dan kayu jati putih untuk pembuatan sangkar burung masih memiliki peminat yang cukup banyak dengan motif atau polos.

Bisnis sangkar burung tidak banyak yang menjalankan, jadi persaingan bisnisnya belum terlalu tinggi. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar, karena alat yang digunakan hanya peralatan sehari-hari seperti gergaji, pisau, palu dan paku, bahannya pun mudah didapatkan seperi bambu dan kayu jati putih serta tidak membutuhkan mesin atau alat yang harganya mahal.

Kerajinan tangan  sejumlah pengrajin burung sangkar yang ada di Rijang Baking, Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan masih sebagian  bertahan sampai saat ini.

BACA JUGA:

Salah satunya Kamaluddin (70) yang akrab disapa Kama sudah menggeluti pekerjaannya sebagai pengrajin sangkar burung   sejak tahun 2011.

Awal usahanya hanya bermodalkan 1 juta untuk membeli bahan baku seperti bambu, kayu jati putih.

Saat Reporter tabloidsinartani.com menyambangi dirinya, Kamaluddin mengatakan bahwa "kalau bahan baku dalam membuat sangkar burung mudah didapatkan seperi Bambu, dan kayu jati putih dan untuk kayu jati putih yang biasanya didapatkan di pabrik somel sekarang susah untuk didapat karena pabriknya tertutup semenjak adanya covid-19," kata Kamaluddin.

Kamaluddin mengatakan "sedangkan untuk bahan baku berupa Bambu banyak di sekitar tempat kami dengan harga Rp 20 ribu per batang, kebutuhan bambu setiap bulannya bila kondisi sepi 5 batang bambu dengan panjang 10-15 meter dan bila dalam kondisi banyak permintaan bisa mencapai 20 batang bambu sedangkan untuk harga kayu jati putih 4 meter 20 lembar dengan harga Rp 50 ribu, seng plat 13 ribu 1 meter ,26 ribu untuk 2 meter dan untuk panjang kayu jati putih sesuai model dan ukuran sangkar burung yang akan dibuat," ungkapnya.

Dalam proses produksi, Kamaluddin hanya mengerjakan sangkar burung sendirian karena  proses pembuatan sangkar burung boleh dikata cukup sederhana. Bambu dipotong sesuai ukuran standar yang telah ditentukan, seperti bagian kerangka dan bagian jeruji memiliki ukuran tersendiri, apabila sangkar burung merupakan pesanan khusus, biasanya pedagang mengajukan model sangkar burung yang diinginkan.

Sementara kayu jati putih yang telah dipotong-potong kecil dengan ukuran sesuai pesanan kemudian dipaku hingga membentuk kerangka dan diberikan bambu yang telah dipotong dengan ukuran sesuai dengan pesanan.

Produk sangkar burung Kamaluddin banyak dibeli oleh pedagang eceran  dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan seperti Barru, Pangkep, Maros, Luwu Utara dan Sidrap sendiri   dengan harga Rp 50 ribu-Rp 55 ribu.

Kamaluddin menambahkan bahwa "saya tetap memperhatikan kualitas produk karena semakin rapi produk yang kami hasilkan semakin besar pula minat konsumen untuk membeli,"tandasnya.

Produk sangkar burung Kamaluddin yang laku dalam perbulannya 50  buah dan itupun  tergantung dari permintaan para pedagang dan omset penjualan sangkar burung Kamaluddin perbulannya Rp 2.750.000.

=== 

Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK:  LANGGANAN TABLOID SINAR TANIAtau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klikmyedisi.com/sinartani/ 

Reporter : Suriady
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018