Cabai rawit dengan segudang manfaat
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Sensasi pedasnya cabai mudah sekali ditemui dalam masakan khas Indonesia. Sebagian besar masyarakat menganggap sambal wajib ada dalam menu makanan dan diolah dalam berbagai jenis sambal.
Selain menambah kenikmatan dalam melahap makanan, ternyata cabai juga memiliki manfaat yang tak kalah “pedas” dengan rasanya.
“Saya senang budidaya cabai rawit dengan metode hidroponik, karena tidak perlu beli cabai ketika harganya sedang mahal,” kelakar Ani Andayani ketika menjadi narasumber pada Pelatihan Jilid IV : Hidroponik Cabai Rawit Bekerjasama Dengan Tabloid Sinar Tani (10/6).
Pakar hidroponik yang kini berdomisili di Kota Gudeg Yogyakarta ini juga menambahkan, bahwa dibalik pedasnya cabai rawit ada manfaat kesehatan yang bisa didapat karena kandungan capsaicin didalamnya.
Menurut mantan staf ahli Menteri Pertanian ini, cabai rawit selain mengadung Vitamain C, juga mengandung capsaicin, zat yang bisa mengurangi rasa sakit. Kandungan capcaisin cabai rawit termasuk paling tinggi yakni 13,5. Artinya cabai rawit tidak hanya bermanfaat dari sisi konsumsi, tapi juga farmasi, sehingga memunginkan sebagai komoditas yang prospektif.
“Sayangnya sekarang kita sulit mendapatkan produk yang premium. Salah satu untuk mendapatkannya adalah dengan sistem hidroponik. Yang saya budidayakan dengan hidroponik hasilnya lumayan bagus, cabai seragam, ukurannya juga baik,” tuturnya.
BACA JUGA
- Giripuro-Desa-Organik-di-Kota-Apel
Kandungan dalam cabai
Berbagai varian cabai baik cabai merah, rawit, paparika dan jalapeno mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids.
Senyawa-senyawa capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongongan, sehingga menyumbangkan sensasi pedas. Ketika otak telah menerima informasi bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan, otak akan merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung, meningkatkan pengeluaran keringat dan melepaskan hormon endorfin.
Selain capsaicin, beberapa senyawa yang terkandung dalam cabai adalah alkaloid, flavonoid dan sterol atau terpenoid. Biji cabai rawit mengandung beberapa senyawa golongan alkaloid yaitu solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, serta mengandung capsacidin yang termasuk golongan steroid saponin.
Pada kadar tertentu, senyawa-senyawa itu diduga dapat bersifat toksik (racun). Namun dalam dosis yang lebih kecil senyawa-senyawa yang terkandung dalam cabai, khususnya capsaicin dapat bermanfaat bagi tubuh kita.
Pertama, berguna untuk kesehatan jantung. Capsaicin akan merangsang sistem kardiovaskular di dalam tubuh untuk menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol, serta berguna untuk mencegah arteriolosclerosis.
Capsaicin diperkirakan mampu mencegah kerusakan jantung saat seseorang mengalami serangan jantung. Meski demikian, konsumsi capsaicin terlalu banyak tidak dianjurkan bagi seseorang yang memiliki tekanan darah dan tingkat kolesterol yang terlalu tinggi.
Kedua, pereda nyeri. Senyawa capsaicin yang menyerang sel-sel syaraf di lidah akan mengirimkan pesan ke otak untuk melepaskan hormon endorphin. Capsaicin yang awalnya melukai sel-sel syaraf rupanya mampu meredakan rasa terbakar ketika syaraf terasa nyeri.
Tak heran ketika ekstrak capsaicin dari cabai kemudian mudah dijumpai dalam bentuk krim yang sangat berguna bagi penderita diabetes type 2, osteoarthritis dan psoriasis. Dengan mengoleskan krim capsaicin, rasa nyeri pada syaraf akan berkurang karena capsaicin dapat mengirimkan sinyal balik ke sistem syaraf untuk menghilangkan stimulus rasa sakit.
Ketga, menyembuhkan kanker. Capsaicin mungkin dapat digunakan menyembuhkan kanker suatu hari nanti. Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa konsumsi cabe dapat membantu melawan kanker payudara. pasalnya. capsaicin terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh tikus.