Makan jagung menyehatkan
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Sebagai sumber penting makronutrien, jagung tak hanya cocok dijadikan sebagai pangan pokok, tetapi juga dapat menurunkan risiko terserang berbagai penyakit kronis jika secara rutin dikonsumsi.
Pakar Gizi dari IPB University, Prof. Ahmad Sulaeman, dalam acara Webinar bertema “jagung Pangan Sumber Karbohidrat Kaya Manfaat” yang diselenggarakan Badan Ketahanan pangan Kementan bekerja sama dengan Tabloid Sinar Tani, mengemukakan bahwa jagung merupakan salah satu bahan pangan utama dunia dan menjadi bahan pangan pokok di beberapa kawasan.
Sejarah mencatat, di era Presiden Soekarno jagung pernah dikampanyekan sebagai pengganti beras. Saat ini pun di beberapa daerah di Indonesia jagung masih dijadikan masyarakat setempat sebagai salah satu bahan pangan pokok. “hal itu disebabkan kandungan gizi jagung sangat komparabel dengan bahan pangan pokok lain seperti beras dan gandum,” jelas Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia tersebut.
Ia menilai tren konsumen saat ini telah berubah dalam hal filosofi makan dimana mulai dikenal paradigma “ food as medicine “ serta memilih jenis pangan nabati. Hal ini akan menjadikan komoditas jagung sebagai pangan pilihan karena sebagai pangan sehat, jagung dapat dikombinasikan dengan bahan pangan lain sehingga tercipta menu beragam dan bergizi seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari.
Prof. Ahmad Sulaeman menekankan bahwa jagung mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan dengan nasi. Sebagai bahan pangan, jagung mempunyai indeks glikemik (IG) yang rendah yakni sebesar 46, jauh lebih rendah dibanding nasi yang IG nya mencapai 73.” Artinya jagung itu sangat bersahabat dengan penderita diabetes,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, susunan asam amino jagung cukup lengkap, namun umumnya jagung biasa sangat kekurangan asam amino Lysin dan tryptophan sehingga kualitas gizinya lebih rendah dibanding nasi. Namun jagung jenis baru yang dikenal “Quality Protein Maize (QPM) kandungan lysin dan tryptofannya lebih tinggi . Dengan demikian mutu gizi protein jagung QPM lebih tinggi (82persen) dari mutu gizi protein nasi (79 persen).
Jagung mempunyai profil gizi dan fitokimia yang unik bila dibandingkan dengan jenis biji-bijian lainnya. Zat gizi dan fitokemikal jagung meliputi : Vitamin (A,B,E dan K), Mineral (Mg,P dan K), asam-asam fenolat , karotenoid (termasuk beta-caroeten) dan flavonoid juga kandungan serat .
Jagung juga mengandung asam lemak esensial yakni omega 3 dan omega 6 dalam bentuk asam linoleate dan linolenat. Semakin banyak bukti ilmiah yang menurut Prof Ahmad Sulaeman , menunjukkan bahwa konsumsi jagung utuh secara teratur dapat menurunkan risiko berkembangnya penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular , diabetes tipe 2 dan obesitas serta dapat pula memperbaiki kesehatan pencernaan.
Karena bebas gluten maka jagung sangat baik untuk menjaga kesehatan organ pencernaan . “Mengandung serat tinggi serta kandungan lemak yang rendah maka jagung sangat baik dikonsumsi kalangan lanjut usia,” tuturnya. Kian tingginya prevalensi diabetes, obesitas , penyakit kardiovaskular dan sindrom metaboloic lainnya di masyarakat dipandang Prof Ahmad Sulaeman semakin meningkatkan kegiatan riset untuk mengembangkan varietas jagung baru serta keinginan menciptakan bahan baku berbasis jagung dengan nilai gizi dan sifat-sifat fungsional yang diperbaiki.
Suatu hal yang cukup menggembirakan karena belakangan semakin tinggi minat masyarakat untuk mengkonsumsi bahan pangan berbasis jagung. “Yang menjadi tantangan kita bersama adalah bagaimana agar semakin banyak dihasilkan produk pangan berbahan baku jagung yang dapat diterima masyarakat banyak,” tandasnya.