Selasa, 10 Desember 2024


Rumah Makan Mutiara Lestarikan Budaya dan Pesona Aceh

16 Jan 2023, 03:51 WIBEditor : Gesha Yuliani Nattasya

Rumah Makan Adat Aceh | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Banda Aceh --- Konsep membangun rumah makan yang dikemas dengan rumah tradisional adat Aceh selain berbisnis juga untuk melestarikan budaya bagi anak cucu dimasa yang akan datang.

Rumah makan yang beralamat jalan Politeknik Aceh tepi kali Gampong Ilie, perbatasan Pango di Banda Aceh ini, buka Senin - Kamis pukul 11.00 - 15.00 wib. Sedangkan hari Jumat tutup, hari Sabtu dan Minggu disewakan untuk acara resepsi pernikahan, arisan, ultah serta acara pertemuan lainnya.

Lokasinya memiliki areal seluas 4.000 meter sedangkan yang digunakan untuk bangunan/tenda dan tempat parkir hanya 2.000 meter.

Menu yang disediakan seperti kuah beulangong, ayam goreng, ayam gulai mirah, bebek gulai puteh dan sayur khas Aceh lainnya. 

"Untuk pemesanan tempat dan menu dapat menghubungi nomor WA.085361461262 dengan kapasitas sebanyak 2.000 undangan," sebut Iriana Ismida selaku owner kepada tabloidsinartani.com.

Di rumah adat Aceh ini juga tersedia ruangan untuk acara pernikahan lengkap dengan pelaminan yang yang terdiri 2 seramoe pria dan wanita. Sehingga bisa dijadikan tempat sajian hidangan besan dan linto baro/pengantin sebanyak 50 orang.

Ide pertama membangun rumah makan ini kata Iriana Ismida yang juga pensiunan Distanbun Aceh, karena memiliki hobi memasak dan juga memanfaatkan lahan warisan orang tuanya serta melestarikan budaya, maka nya rumah Aceh tetap dipertahankan sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun domestik. 

Ibu dari dokter Phona, Risky, S.Psi dan Diky, SE mengatakan kalau warisan orangtua merupakan amanah yang harus dikembangkan bukan untuk dihabiskan. 

"InshaAllah dengan niat baik yang kita usahakan, Tuhan pasti akan membuka pintu rezeki. Dari rezeki yang diberikan Allah nanti nya, akan kami gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi kedua orangtua," janjinya.

Roni Rohendi mantan humas PT. Arun yang hadir 60 orang bersama komunitas Ikatan Masyarakat Jangka (IMAKA) Matang Glp Dua, Bireuen menyebutkan, kalau terkait harga relatif murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Malah kalau untuk buat acara tempat ini sangat cocok dan asri tidak perlu di gedung. 

Dengan adanya Rumah Aceh ini memiliki spot luar biasa untuk diangkat dan dikembangkan. Kehadiran rumah makan Mutiara khas Aceh ini memiliki etnis. 

"Kalau soal menu masakan kita tak ragu, karena owner nya juga jago memasak dan terasa enak," pujinya.

Sementara Salma Rita, ST, M.A.P, Kadis Lingkungan Hidup kabupaten Simeulu yang datang bersama keluarga mengatakan, tempat ini sangat bagus karena bisa mempertahankan kearifan lokal Aceh dan perlu dikembangkan. Ini penting supaya yang dulu ada muncul kembali sebagai kebanggaan masyarakat Aceh.

"Kedepan lokasi ini bisa menjadi tempat rekreasi dan edukasi agar makanan khas Aceh maju dan berkembang.

Karena luas areal nya cukup mendukung untuk kegiatan lingkungan hidup, perlu juga ada rak rak hidroponik dan bioflog sehingga semakin nyaman dan lestari," bebernya.

Reporter : Abda
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018