Jumat, 19 April 2024


Tanah Retak Karena Kemarau, Malah Viral Jadi Objek Selfie

01 Agu 2019, 18:02 WIBEditor : Gesha

Banyak yang menjadikan tanah retak di Pantai Anom sebagai objek foto selfie d | Sumber Foto:YUSSY

 


TABLOIDSINARTANI.COM, Tangerang -- Mencari objek foto yang menarik seakan menjadi keharusan bagi milenial jaman now yang haus akan eksistensi diri. Sampai tanah retak di Pantai Anom pun viral menjadi objek foto.

"Waktu itu sempat lihat di Instagram teman, eh kok kece ya. Cari tahu deh, ternyata disini (Pantai Anom)," ungkap salah satu pengunjung yang ikutan selfie berlatarkan tanah retak di Pantai Anom, Azizah.

Menurutnya, fenomena tanah retak lengkap dengan pohon kering di atasnya, seperti di luar negeri. “Gersang kayak di Afrika, tapi bagus buat selfie,” tukasnya.

Tanah retak di Pantai Anom, Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang kini menjadi destinasi dadakan yang menjadi incaran para wisatawan Tangerang hingga luar kota. Atau anak jaman now menyebutnya instagramable.

Penduduk sekitar sempat kaget karena berdatangannya wisatawan abege tersebut ke Pantai Anom. "Tiap kemarau, memang tanahnya retak begitu. Tapi kaget aja sih, malah viral dan banyak yang datang begini," tutur Amim.

Tanah seluas 1 hektar di Pantai Anom tersebut terbentuk sendiri dan merupakan sedimen dari Sungai Cisadane yang melintasi Pantai Anom. "Iya kalau musim kemarau, jadi retak panjang dan bongkahan begitu. Memang keren sih kalau jadi objek foto," tambah Amim.

Untuk mencapai lokasi tanah retak Pantai Anom, wisatawan harus menggunakan kendaraan roda dua karena jalanan sempit dan sebelah kanan kirinya terjal langsung ke empang.

Ukuran jalannya pun sempit hanya sekira dua satu setengah meter, untuk menuju Pantai Anom pun dibutuhkan waktu sekira 15 menit atau sejauh dua kilometer dari kantor desa Kramat.

Tanah retak terlihat jelas dari arah sini, kira-kira luasnya hanya satu hektar. Di atasnya menjulang Mangroove yang sudah kering, efek dari tanah yang di bawahnya kering, retak dan tandus karena kemarau. Di area inilah muda-mudi berekspresi dengan kamera smartphonenya. Ambil gaya dari berbagai angle, demi konten media sosialnya. 

Lantaran dibanjiri pengunjung, masyarakat setempat berencana pemerintah setempat akan mengelolanya. Dia pun sudah berkordinasi dengan Perhutani, pemilik lahan yang digarap tambak oleh warga, agar bisa dibenahi untuk akses masuk utama. 

Reporter : Kontributor
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018