TABLOIDSINARTANI.COM, Solok --- Prospek pasar manggis hingga kini sangat cerah baik untuk pasar dalam negeri terlebih lagi untuk pasar ekspor. Untuk ekspor, komoditas manggis ini dianggap sebagai primadona ekspor karena volume dan nilai ekspornya cukup tinggi dibadingkan dengan komoditas buah lainnya. Karenanya, mutu manggis perlu dijaga dari hama dan penyakit buah seperti getah kuning yang mengakibatkan kulitnya tidak mulus. Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Pusat Penelitian Pengembangan Hortikultura sendiri mempunyai cara jitu dengan irigasi tetes.
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropik yang cukup dikenal dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dan dunia internasional serta mendapat julukan sebagai “Queen of Fruit” karena keistimewaan dan kelezatan serta tekstur daging buah yang dimilikinya. Julukan lain untuk manggis ini antara lain adalah “Nectar of Ambrosie”, “Golden Apples of Hesperides dan “ Finest Fruit in the World”. Prospek pasar buah eksotik ini sangat cerah baik untuk pasar dalam negeri terlebih lagi untuk pasar ekspor. Untuk mendukung gerakan Tiga kali Ekspor manggis ini maka perlu dilakukan beberapa upaya yang mengarah ke peningkatan mutu manggis melalui penerapan inovasi teknologi.
Salah satu penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis adalah adanya getah kuning pada buah manggis. Getah kuning menyebabkan buah tidak mulus dan penampilannya kurang menarik. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah menyebabkan rasa tidak enak dan pahit.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura bersama Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sudah sejak lama melakukan penelitian selama beberapa tahun untuk mengendalikan getah kuning pada buah manggis melalui pengairan/irigasi. "Getah kuning pada kulit bagian dalam (endocarp) buah manggis dapat dikurangi (dikendalikan) dengan perlakuan pengairan karena hasil penelitian selama 3 tahun menunjukkan bahwa pemberian air pada tanaman manggis secara tetes terus menerus selama proses perkembangan buah dapat menurunkan persentase getah kuning pada kulit bagian dalam (endocarp)," tutur peneliti dari Peneliti di Pusat Penelitian Pengembangan Hortikultura, M. Jawal Anwarudin Syah.
Pada tahun pertama persentase getah kuning pada endocarp tanpa irigasi mencapai 44–52 persen kemudian turun menjadi 21-33 persen karena adanya perlakuan irigasi. Pada tahun kedua terjadi penurunan dari 49-58 persen menjadi 22-31 persen, sedangkan pada tahun ke tiga dari 43 persen menjadi 31 persen.
Sedangkan buah manggis yang tidak bergetah kuning (bebas getah kuning/mulus) yang diamati pada tahun kedua, memperlihatkan bahwa pemberian air secara tetes terus menerus dapat meningkatkan persentase buah manggis yang bebas getah kuning (mulus). "Pada tahun kedua persentase buah mulus pada perlakuan tanpa pengairan mencapai 33 persen kemudian meningkat menjadi 48 persen setelah diairi, sedangkan pada tahun ketiga dari 29 persen meningkat menjadi 41 persen. Meningkatnya jumlah buah manggis yang bebas getah kuning ini karena berkurangnya persentase getah kuning pada kulit terutama kulit bagian dalam (endocarpnya)," bebernya.
Dari hasil penelitian selama 3 tahun tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa Pengairan secara tetes terus menerus selama proses perkembangan buah mampu menurunkan persentase getah kuning pada endocarp buah manggis, serta meningkatkan jumlah buah manggis yang bebas getah kuning (mulus) secara signifikan.
Cara Sederhana
Berikut ini cara yang bisa diadopsi pembudidaya buah manggis untuk menanggulangi getah kuning.
1. Siapkan drum/tangki dan selang/pipa-pipa untuk pengairan
2. Lubangi bagian bawah drum pada kedua belah sisinya sebesar diameter selang
3. Ambil selang atau pipa dan lubangi bagian bawahnya pada beberapa tempat menggunakan jarum untuk meneteskan air dari drum ke tanah.
4. Letakkan drum dibawah pohon manggis dan pasang selang pada salah satu lubangnya, kemudian selang dipasang melingkari tajuk tanaman dan ujung selang lainnya dimasukkan ke lubang drum disisi bagian lainnya.
5. Tangki diletakkan pada tempat yang lebih tinggi agar mudah mengairi.
6. Isi drum / tangki dengan air dan biarkan air menetes pada bidang perakaran manggis melalui lubang-lubang yang ada dibawah selang. Drum / tangki harus diisi kembali apabila airnya sudah hampir habis.
7. Pengairan ini dilakukan selama tanaman dalam fase berbuah, yaitu sekitar 3 bulan dan selang bisa digantikan dengan pipa paralon.
Inovasi pengairan ini perlu diterapkan dalam skala yang lebih luas dengan memodifikasi sistem irigasinya agar mutu buah manggis terutama getah kuningnya dapat dikendalikan dan secara langsung dapat meningkatkan buah yang layak ekspor. Para petani manggis sampai saat ini masih sulit menerapkan inovasi teknologi ini karena keterbatasan modal dalam penyediaan air dan sistem irigasinya. Untuk hal ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian perlu memberikan semacam subsidi atau insentif dengan menyediakan sistem irigasi dan sumber air airnya di daerah sentra produksi manggis.