TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Mendorong produksi buah untuk memenuhi pasar ekspor dan permintaan di luar negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menghadirkan Kampung Buah di tahun 2021 mendatang. Targetnya akan ada 483 kampung yang mampu menghasilkan buah kualitas ekspor.
Buah-buahan Indonesia hingga sekarang masih menjadi bagian ekspor produk pertanian penting dari Indonesia. Aneka ragam buah tropis seperti manggis, jeruk, nanas, pisang dan salak memiliki pangsa pasar tersendiri di Internasional.
Hal ini terlihat dari dominasi buah-buahan dalam produk ekspor hortikultura dari Indonesia. Ditjen Hortikultura Kementan mencatat tahun 2019, dari 424.049 ton produk hortikultura, sebanyak 305.731 ton nya merupakan ekspor buah-buahan.
Begitupula kinerja ekspor buah-buahan di tahun 2019 yang terus naik. Untuk manggis misalnya, volume ekspor di 2019 mencapai 27.797 ton atau senilai Rp 596,8 Milyar. Khusus untuk salak yang menjadi buah asli Indonesia, mencapai 1.698 ton atau senilai Rp 26,5 Milyar.
Direktur Buah dan Florikultur, Ditjen Hortikultura, Liferdi Lukman menuturkan salak menjadi buah ke 4 yang paling banyak diekspor Indonesia setelah Manggis, Nenas dan Pisang. Dengan lima besar negara tujuan ekspor antara lain Hongkong, China, Thailand, Singapore, Malaysia.
"Permintaan tinggi namun belum bisa penuhi pasar ada di Malaysia, Kamboja, Saudi Arabia, Belanda, dan Perancis," tambahnya dalam Focus Group Discussion (FGD) "Penanganan Segar Buah Salak Tujuan Ekspor", Kamis (10/12) yang diikuti tabloidsinartani.com.
Sayangnya, produksi salak di dalam negeri masih rendah, di tahun 2019 tercatat baru 955763 ton saja dari daerah sentra produksi salak. "Setidaknya ada 20 daerah sentra salak yaitu Banjarnegara, Tapanuli Selatan, Magelang, Malang, Wonosobo, Sleman, Lumajang, Karangasem, Humbang Hasundutan, Kota Balikpapan, Kota Padangsidimpuan, Sumedang, Enrekang, Deli Serdang, Trenggalek, Karo, Halmahera Barat, Jombang, Minahasa Tenggara, dan Tanggamus," jelasnya.
Karena itu, untuk memperluas sentra buah-buahan termasuk salak, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura di tahun 2021 nanti akan mengembangkan Kampung Buah yang akan menghasilkan buah kualitas ekspor.
"Kampung buah ini merupakan pengembangan kawasan buah di daerah sentra dengan minimal 20 hektar (luar Jawa) dan 10 hektar (Pulau Jawa) untuk produksi dan berstandar ekspor," tuturnya.
Khusus untuk salak, Liferdi menuturkan akan ada pengembangan 10 kampung buah seluas 130 hektar di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Sleman.
Ditargetkan akan ada 483 Kampung Buah yang akan hadir di Indonesia untuk bisa menghasilkan buah berkualitas ekspor. "Pengembangan kawasan buah sesuai dengan agroklimat dan skala ekonomi. Satu kampung, satu jenis buah. Komoditas buahnya, yaitu buah tahunan berorientasi ekspor, industri olahan dan kebutuhan dalam negeri/subtitusi impor," beber Liferdi.
Korporasi Masyarakat
Tak hanya itu, pendekatan yang digunakan untuk Kampung Buah ini adalah dengan pemberdayaan masyarakat desa dan digerakkan oleh petani Milenial.
"Pemanfaatan lahan pekarangan dan tiap rumah tangga menanam 1 jenis tanaman buah untuk menjadi kawasan dalam satu kampung (desa). Sehingga bisa terbangun kawasan buah skala ekonomi di desa tersebut," jelas Liferdi.
Kampung buah tersebut juga bisa menjadi kawasan Agroeduwisata yang bisa mendatangkan pengunjung secara tidak langsung.
Pengelolaannya juga dilakukan secara korporasi dan Kementerian Pertanian bisa mendukungnya melalui beragam jenis bantuan mulai dari benih bermutu, pupuk organik, pupuk anorganik, bahan pengendali OPT Ramah Lingkungan hingga sarana pascapanen.
"Sehingga dalam Kampung Buah tersebut, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bisa masuk untuk pendampingan teknisnya baik dari budidaya maupun pascapanen. Begitupula Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk masuk dalam pendampingan dan sosialisasi ekspor," jelasnya.
Begitupula bagi eksportir bisa secara langsung menangkap peluang ekspor dengan ketersediaan buah dari Kampung Buah ini sendiri. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga, eksportir muda bisa tumbuh dari Kampung Buah itu sendiri.