Jumat, 24 Januari 2025


Harga Anjlok, Petani: Stop Lemon Impor

16 Mar 2021, 11:52 WIBEditor : Yulianto

Andi di lahan miliknya yang ditanami lemon

TABLOIDSINARTANI.COM, Sukabumi---Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah gambaran petani jeruk lemon di Sukabumi. Selain anjloknya harga di pasar dalam negeri karena banyaknya lemon impor, petani juga sulit mendistribusikan hasil panen karena ada pembatasan aktivitas selama pandemi Covid-19.  

Salah satunya, Andi Pranasta, petani jeruk lemon di Kampung Cikontrang, Desa Citamiang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia bersama petani mengaku kesulitan menjual hasil panen jeruk lemon jenis kalifornia.

Petani jeruk lemon mengeluhkan pembatasan aktivitas di rumah dan pemberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) selama Covid-19 ini, karena menyebabkan distrisbusi barang menjadi terhambat.  Karena itu, petani berharap pemerintah memikirkan nasib mereka.

Andi menambahkan, karena kesulitan mendistribusikan ke pasar menyebabkan jeruk lemon hasil panen membusuk. “Saya berharap Kementerian Pertanian berkenan membantu nasib petani lokal di desa saya, khususnya dalam pemasarannya,” harapnya.

Kondisi saat ini menurutnya, sedang sulit. Apalagi kini meningkat dan banyak jeruk lemon impor dari Vietnam. “Saya minta tolong pemerintah stop impor saat para petani panen raya. Bayangkan di Kecamatan Purabaya sendiri per minggu panen 4 ton tapi kami kesulitan cari pasarnya,” tutunya kepada Sinartani.

Andi mengatakan, saat ini banyak petani menjerit karena harga lemon lokal drastis turun total, bahkan nyaris tidak ada yang beli. Lebih mirisnya, saat lemon petani melimpah, justru lemon impor masuk ke pasar.

“Saya sampai kepikiran mau sumbangkan ini lemon ke pemerintah. Ada 1 truk buat dibagikan. Kalau saya jual hasil panen ini kan mubazir, lebih baik saya sedekahkan saja,” ucapnya. “Mohon para pejabat diatas sudi kiranya membantu kami dengan membeli lemon hasil petani desa,” harapnya.

Kendati hasil panen melimpah, menurut Andi, di tengah pandemi ini harganya  tidak sesuai harapan. Ia menjual lemon Rp. 10.000/kg ke konsumen Jabodetabek dengan minimal pemesanan 20 kg.

“Jeruk lemon harus dipanen sekarang, enggak bisa tunggu harga stabil. Kalau enggak lekas dipanen, bisa busuk di pohon, tambah rugi lagi petani,” tambahnya.

Bahkan, lanjut Andi, beberapa waktu lalu harga lemon pernah anjlok hingga Rp 7.000/kg, sehingga petani membiarkan buahnya membusuk di pohonPadahal untuk biaya pekerja sehari, petani harus mengeluarkan ongkos Rp 100.000/ orang, sehingga tidak sebanding dengan harga jual ke pasar. “Mudah-mudahan situasi sulit ini segera berakhir,” keluhnya.

---

Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK:  LANGGANAN TABLOID SINAR TANIAtau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klikmyedisi.com/sinartani/

Reporter : Echa
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018