Kamis, 18 April 2024


Pemerintah Bangun 55 Titik Kampung Pisang

03 Agu 2021, 09:10 WIB

Lokasi kampung pisang | Sumber Foto:Humas Horti

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--Dari sekian banyak jenis buah yang ada di Indonesia, konsumsi dan produksi pisang masih menjadi yang tertinggi. Volume ekspor pisang pun menduduki posisi kedua tertinggi setelah manggis dengan angka 5.500 ton per Mei 2021.

Melihat potensi ini, Direktur Buah dan Florikuktura, Ditjen Hortikultura, Liferdi Lukman mengatakan, pada 2021 dikembangkan Kampung Pisang di 56 titik dari Aceh hingga Halmahera. Stidaknya ada tiga jenis pisang yang dikembangkan, yakni pisang kepok, pisang cavendish, dan pisang mas kirana.

Hasil produksi pisang kepok akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan domestik konsumsi segar dan diversifikasi pangan. Sementara pisang cavendish dan mas kirana untuk kebutuhan ekspor.

“Dari 56 titik tersebut, ada 5 titik lokasi yang akan dikembangkan khusus untuk kawasan pisang kepok. Ini ditujukan untuk mendukung diversifikasi pangan,” ujar Liferdi saat bimtek daring Teknologi Budidaya Pisang untuk Memenuhi Standar Ekspor, Rabu (28/7) via Zoom Meeting dan YouTube Live.

Salah satu tujuan adanya kampung buah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui korporasi petani. Wakil Ketua Koperasi Tani Hijau Makmur Tanggamus, Sigit Wicaksono mengatakan, sistem korporasi petani ini memudahkan kelompok tani untuk memasarkan produknya, sehingga pendapatan pun meningkat dan jauh lebih stabil.

Koperasi Tani Hijau Makmur sebagai korporasi petani ini sendiri dibentuk atas saran dari PT GGP yang juga merupakan mitra mereka. Korporasi petani ditujukan untuk menaungi proses produksi hingga pemasaran dari para kelompok tani pisang mas di Tanggamus.

Menurut Sigit, kemitraan dengan perusahaan dalam hal ini GGP sebagai offtaker memudahkan untuk memasarkan produk. Pihaknya bisa lebih fokus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Bentuk kerja sama kami adalah Creating Shared Value (CSV). Jadi, kami dapat fasilitas produksi, bimbingan dan pendampingan, serta pemasaran,” katanya.

Pisang mas hasil produksi Koperasi Tani Hijau Makmur dialokasikan 60 persen untuk kebutuhan lokal dan 40 persen untuk ekspor. Volume ekspor ini sedang berkurang dikarenakan sempat ada cuaca panas yang panjang pada 2019 dan diharapkan kembali naik di semester 2 tahun 2021 ini dengan komoditas tambahan, yakni pisang cavendish dan pisang barangan.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018