Jumat, 19 April 2024


Harga Cabai Anjlok, Ini Kata Pejabat Kementan

02 Sep 2021, 15:24 WIBEditor : Yulianto

Aksi beli cabai ASN Kementan | Sumber Foto:Echa

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Harga cabai di tingkat petani turun drastis dalam beberapa pekan terakhir. Apa yang membuat harga cabai membuat pedas petani. Ini kata pejabat Kementerian Pertanian.

Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri Hartati Mulyandari mengatakan, pasokan aneka cabai untuk konsumsi di Indonesia saat ini berada pada posisi surplus. “Memang belakangan yang kita ketahui harga cabai di tingkat petani sempat anjlok dalam beberapa waktu belakangan,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/9).

Retno mensinyalir, permasalahan turunnya harga cabai salah satunya karena pemberlakuan PPKM, sehingga ruang gerak masyarakat menjadi terbatas. Padahal kondisi saat ini (Juli-Agustus) tengah masa panen cabai.

“Di masa PPKM, beberapa sumber penyerapan dari komoditas pertanian, seperti hotel, katering untuk hajatan, restoran, sampai kegiatan pariwisata tidak bergerak seperti situasi normal. Hal ini membuat stok cabai yang berlimpah, surplus mencapai 4.439 ton tidak terserap optimal ke pasar,” tuturnya.

Retno berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. Sebagai komoditas yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun, petani nantinya bisa kembali memperoleh keuntungan di periode panen berikutnya.

“Perlu diketahui untuk cabe ini tidak hanya panen sekali (dalam setahun). Saat ini kondisi surplus, sehingga harga turun, tapi petani masih punya kesempatan untuk untung di panen berikutnya," katanya.

Dikatakan, untuk mengantisipasi defisit maupun kelebihan stok cabai, Kementerian Pertanian telah menerapkan teknologi Early Warning System. Dengan melihat data pada sistem tersebut, Kementan dapat menyeimbangkan stok di setiap daerah agar tidak ada defisit dan stok yang tak terserap.

"Dengan Early Warning System ini kita bisa tahu posisi kebutuhan, kemudian persediaan. Nanti ada (indikator), apakah ada defisit atau tidak. Jadi dengan neraca itu kita bisa distribusikan (stok cabai) sesuai kebutuhan," ujarnya.

Retno meminta dalam situasi seperti ini, hendaknya semua pihak tidak saling menyalahkan. Sebaliknya, baik Kementan dan stakeholder lainnya harus bahu membahu untuk membuat kondisi harga cabai kembali stabil.

Selain itu menurut Retno pihaknya juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang konsumsi cabai dalam bentuk bubuk melalui media sosial. “Jadi makan cabai tidak harus segar, tapi bisa cabai bubuk. Banyak pilihannya dan yang beredar dipasaran juga sudah banyak,” ungkapnya.

Pemerintah lanjut Retno, pemerintah juga telah mengedukasi melalui bimbingan teknis proses pembuatan sambal cepat saji kepada petani. Sekarang merk olahan dalam bentuk sambal sudah bermacam-macam. Sekarang kita juga dorong setiap dDaerah untuk membuat sambal khasnya, kami promosikan juga,” katanya.

Selain itu menurut Retno, Direktorat Jenderal Hortikultura juga menginisiasi gerakan bantu beli cabai dari petani. Gerakan ini diharapkan dapat membantu petani menutup biaya produksi, karena harga cabai anjlokMelalui gerakan ini, kami berupaya untuk dapat selalu mendukung petani Indonesia agar tetap semangat menyediakan pangan bagi rakyat,” katanya.

Gerakan ini lanjut Retno, bekerjasama dengan Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) dan ASN di Ditjen Hortikultura untuk membeli cabai dengan harga yang lebih layak yakni Rp. 55.000/paket, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak. Gerakan ini juga dapat dilakukan ASN di kantor lainnya maupun daerah. Kami juga kerjasama dengan Kejaksaan Agung dan Polri juga.

Harapannya dengan adanya gerakan beli cabai oleh ASN ini dapat membantu petani untuk tetap dapat memelihara pertanamannya,” kata Retno.  Selain itu lanjut Retno, pihaknya juga sudah menghubungi pelaku industri olahan yang menggunakan cabai sebagai bahan bakunya untuk menyerap cabai langsung dari petani.

Reporter : Echa
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018