Rabu, 11 Desember 2024


Sukses Budidaya Melon, Ini Resep dari Petani Tegal

25 Sep 2021, 15:07 WIBEditor : Yulianto

Melon hasil panen Abdul Syukur | Sumber Foto:PPMKP

TABLOIDSINARTANI.COM, Tegal--Melon menjadi salah satu buah favorit. Selain rasanya enak, dengan kandungan airnya yang cukup tinggi, melon menyegarkan disantap disaat panas terik.  Namun budidaya melon bukanlah perkara mudah, karena produk hortikultura ini rentan terhadap penyakit.

Hal tersebut tak menjadi soal bagi Abdul Syukur, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Saka Tani Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Apa resepnya? Abdul Syukur menggunakan cendawan Trichoderma hasil kulturnya. 

"Dengan memanfaatkan cendawan Trichoderma, tanaman melon yang  notabene  rentan serangan penyakit, menunjukkan ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman dan fusarium," katanya di sela-sela kegiatan Serah Terima Bantuan Pemerintah untuk P4S Wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah, di lokasi P4Snya di Desa Penarukan, Rabu (15/9).

Jamur Trichoderma adalah salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida.  Mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan. Trichoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.

Syukur memilih Trichoderma karena dipercaya sebagai agensia hayati yang tidak merusak tanah. Menurutnya, jika menggunakan obat sintetis penyakit memang sembuh, tapi dampaknya bakteri yang baik di dalam tanah juga ikut mati. "Lingkungan sudah jenuh (dengan bahan kimia), perlu dikembalikan lagi kelestariannya, melalui penggunaan agensia hayati ini," katanya.

Keberhasilan Syukur  menggunakan Trichoderma pada pertanaman miliknya dibagikannya kepada petani sekitar. Salah satunya Mudi dan terbukti berhasil. Dengan memanfaatkan (cendawan) Trichoderma ini, produksi melon Mudi meningkat dan resiko gagal panenpun berkurang.

Mudi mengatakan, meskipun dengan luasan lahan terbatas, hasil produksi melon jenis Golden Alisha dengan warna orange yang disebutnya  premium mampu memasok hotel di wilayah Tegal. Tak hanya itu dari segi rasa lebih manis dan tekstur daging buahnyapun renyah. 

Dengan hasil ini Ia bertekad akan lebih banyak lagi belajar  untuk mengembangkan cendawan tersebut. Tanaman melon milik Mudi mendapatkan perlakuan Trichoderma secara berkala. Dimulai pada saat sebelum tanam pada fase olah lahan, dilanjutkan 14 hari setelah tanam (hst) dilanjutkan dengan interval 2 minggu sampai dengan 58 hst, dengan aplikasi kocor.

Turut hadir dalam penyerahan bantuan pemerintah Yusral Tahir, Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor  mengapresiasi P4S Saka Tani dalam aktivitasnya mengembangkan agensia hayati, sekaligus mengajak lingkungannya untuk lebih arif memanfaatkan sumber daya alam.

“Ke depan, produk P4S Saka Tani ini harus mendapatkan sertifikasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas," kata Yusral, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Toto Subandrio.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi mendorong petani untuk hilirisasi produknya "Petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir. Dari mengolah lahan sampai packaging, bahkan penjualan. Hal ini akan menjadi nilai lebih buat petani,” ucapnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menggarisbawahi pengembangan SDM pertanian sebagai kebutuhan pokok untuk meningkatkan produktivitas."Petani kini dituntut untuk melakukan lebih, tidak hanya sebagai tanam dan panen. Tetapi juga harus bisa mengemas dan menjalin kemitraan untuk menjual hasil taninya. Hal ini bisa didukung dalam P4S," tegasnya.

 

Reporter : Osi WR/Regi (PPMKP)
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018