Sementara itu Kasie Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Jakaria mengatakan, hasil produksi dari Pulang Pisau dalam tiga bulan terakhir menjadi penyangga kebutuhan Kalimantan Selatan.
Banjir yang menimpa wilayah Kalsel menyebabkan luas tanam sayuran menjadi berkurang. Secara otomatis masyarakat kekurangan pasokan sayur, sehingga pasokan kebutuhan diperoleh dari Pulang Pisau. “Ini membantu kesejahteraan petani di sini,” ujar Jakaria.
Terkait kondisi alam yang tidak dapat diprediksi, dirinya meyakini petani tidak putus asa karena memang aktifitas keseharian mereka bertani. Selain itu bertani memang budidaya turun temurun yang menjadi kebanggaan.
“Jadi mereka tetap semangat apalagi sempat menjadi penyedia kebutuhan daerah lain. Meskipun demikian kami berharap guna mengantisipasi kondisi di masa mendatang, pemerintah pusat dapat memfasilitasi pengadaan cultivator dan pompa air karena memang itu yang sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten ke dua selain Kapuas sebagai penerima program Food Estate Kalimantan Tengah. Pada 2020, wilayah ini mendapat bantuan benih 110 hektar (ha) durian, 100 ha kelengkeng, 70 ha jeruk, 13 ha sawi hijau, 10 ha kangkung dan 20 ha cabai. Kemudian berlanjut pada 2021 dengan 100 ha pisang, 20 ha durian, 30 ha kelengkeng, 12 ha tomat, 17 ha terong.
Dukungan pemerintah tidak hanya terpusat pada benih, namun termasuk pupuk, dolomit, pestisida, fungisida, likat kuning, mulsa hingga keranjang panen. Berada di lokasi rawa, lahan ini dikenal sebagai lahan peralihan darat dan perairan yang memiliki karakteristik dangkal dan jenuh air. Selain itu mengandung pirit dengan PH tanah yang rendah, yakni 2-3,5.
Selain itu memiliki kandungan Fe, AL dan Mn yang tinggi, namun rendah fosfor dan kalium. Karena itu, perlakuannya cukup teknis dengan meminimalisir efek pirit, meningkatkan pH tanah, ameliorasi dan pemupukan serta penataan lahan.
Kabupaten Pulang Pisau termasuk wilayah food estate terdampak banjir meski tidak seluas dan separah kondisi di Kapuas. Direktur Buah dan Florikultura, Ditjen Hortikultura, Liferdi Lukman mengatakan, dirinya bersyukur bantuan yang diberikan dapat diapresiasi dan bermanfaat bagi masyarakat petani.
Ditjen Hortikultura berkomitmen mendukung pengembangan Food Estate Kalteng. “Menginjak tahun ke tiga ini kembali dianggarkan upaya pengutuhan kawasan sebagai kegiatan pemeliharaan. Kami masih terus fasilitasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi berupa pupuk, benih dan saprodi lainnya agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimal," ujarnya.