Bawang merah | Sumber Foto:Edi S
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Tingginya harga bawang merah beberapa waktu belakangan menimbulkan kekhawatiran. Selain karena pasokan yang berkurang, kelangkaan benih umbi bawang merah juga menjadi penyebab hal tersebut.
Disampaikan Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Dr. Inti Pertiwi Nashwari, SP, M.SI saat ini peningkatan produksi komoditas cabai dan bawang merah menjadi fokus dari Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian, karena kedua komoditas tersebut menjadi penyumbang inflasi.
"Bicara peningkatan produksi, cabai dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi sebesar 60% karena itu kita fokus pada dua komoditas tersebut,” tambahnya.
Tingginya harga cabai dan bawang merah yang terjadi beberapa waktu belakangan disebabkan oleh kurangnnya pasokan dari sentra pertanian kedua komoditas tersebut. Curah hujan yang tinggi di sentra cabai dan bawang merah menjadi hal yang tidak bisa diprediksi.
“Untuk saat ini benar tidak terduga, yang seharus menjadi puncak panen untuk cabai dan bawang merah, malah terjadi produksi rendah pada beberapa waktu belakangan. Hal tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di sentra cabang dan bawang merah yang lebih besar 115 % dari biasa tertinggi sejak 30 tahun terakhir,” tambahnya.
Tingginya harga bawang merah juga menjadi kekhawatiran, karena banyak petani yang lebih menjual umbi bawang merah untuk konsumsi dibandingkan menjadikanya benih. Hal tersebut selain akan membuat harga benih umbibawang merah menjadi tinggi, kelangkaan benih umbi bawang merah akan terjadi.
“Selain harga benih yang sudah tinggi, sekarang benih umbi bawang merah juga langka dan sulit didapat,” ujarnya.
Untuk mensiasati benih umbi bawang merah yang tinggi, Direktorat Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian ingin mengubah budaya petani bawang merah dari menanam umbi menjadi menananm biji (True Shallot Seed/TSS)
Namun hal tersebut bukan perkara mudah, karena dari pengalaman para petani ketika mereka melakukan penyemaian menggunakan biji/TSS sering mengalami kegagalan,
“Bahkan ketika kami tawarkan untuk menggunakan benih TSS ditengah kelangkaan dan mahalnya harga benih umbi bawang merah, petani lebih memilih untuk tidak menanam dan menunggu hingga harga normal kembali,” tambahnya.
Untuk mensiasati kegagalan penyemaian yang dilakukan para petani, Inti mencoba dengan seedling. Dimana proses pembenihan akan dilakukan oleh pihak lain baik itu perusahaan benih atau pihak yang bisa menyemai dengan tingkat keberhasilan tinggi.
“Kita akan mencoba untuk proses penyemaian tidak dilakukan petani. Jadi tahapan penyemaian dilakukan pihak lain yang sudah memiliki kemampuan/kompetensi dengan keberhasilan yang tinggi dan nanti hasil dari pemyemaian tersebut baru akan diberikan kepada petani untuk ditanam,” jelasnya.