TABLOIDSIANRTANI.COM, Wonosobo --- Banyak cara yang bisa dilakukan dalam persemaian cabai, salah satunya dengan media soil block. Inovasi yang dikembangkan petani sayuran dari desa Wirombo, kecamatan Wonosobo, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Eko Mardiyono ini diakui lebih murah, mudah, dan cepat.
Sejatinya soil block merupakan media persemaian tanaman, yang sudah digunakan petani melon di salah satu desa di Toroh, Grobogan, Jawa Tengah. Karena tanah didaerah itu berstruktur lempung, petani mencampurnya dengan sedikit pupuk dan dikepal-kepal membentuk bulatan sebesar telur bebek sebagai media pesemaian benih.
Eko Mardiyono tanpa sengaja telah menyempurnakan teknik persemaian tunggal tanpa wadah, yang dikemudian hari diberi nama “Soil Block”. Bisa dikatakan tanpa sengaja, karena Eko sama sekali belum pernah melihat atau mengetahui bahwa petani melon di Grobogan menyemai melon dengan teknik semai tunggl tanpa wadah.
Berangkat dari kebutuhan bibit cabai yang cukup besar untuk kebun sendiri. Kebun sayur yang dikelola Eko Mardiyono cukup luas, sehingga dia perlu dibantu 18 orang tenaga kerja. Eko selalu prihatin melihat sampah plastik bekas wadah bibit cabai, bertebaran menumpuk mengotori lahan dan lingkungan. Dia juga memperhitungan berapa banyak tanah-tanah yang dikeruk untuk keperluan membuat pot-pot media persemaian.
Bermodalkan pengalaman kerja di perusahaan PMA Jepang yang bertanam sayur di dataran tinggi Dieng, Eko Mardiyono berinovasi membuat persemaian tanpa wadah dan tanpa tanah. Bahan baku yang dia pakai adalah gambut endapan dari Rawa Pening. Gambut tersebut , yang ditempat asalnya sering disebut “irengan” atau kompos eceng gondok, sudah dipakai di perusahaan Jepang, tempat kerjanya dulu, untuk campuran media jamur.
Gambut rawa Pening ini merupakan endapan rawa full organic yang bervariasi umurnya. Ada yang masih muda, tetapi ada yang sudah ratusan tahun. Apabila telah kering bersifat porus dan keras.
Untuk mendapat formulasi yang diinginkan, Eko melengkapi bahan baku gambut rawa peningnya dengan menambahkan cocopeat, fosfat alam, kapur dolomit dan media penutup. Kemudian Eko yang sarjana pertanian jebolan UKSW tahun 1992 ini juga merakit alat pencetak soil block, yang dilengkapi dengan alat penebar benih.
Pada tahun 2017 prototipe pertama Soil Block telah jadi. Berupa kotak-kotak media semai, berukuran 3 x 3 x 3 x 1cm dengan cekungan kecil bagian atas. Alat pencetak juga sudah bagus, dilengkapi alat untuk meletakkan benih pada setiap cekungan. Soil blok ini dapat digunakan untuk menyemai cabai, bawang merah, sawi dan segala tanaman sayur yang berasal dari biji.
Kelebihan dari media semai soil block ini adalah lebih hemat biaya karena pada saat pindah tanam membutuhkan lebih sedikit tenaga tanam dan tidak perlu dilakukan pemupukan karena bahan media semai sudah dilengkapi hara yang memadai.
Lebih ramah lingkunngan karena tanpa menggunakan plastik atau polybag, juga tanpa tanah subur. Pertumbuhan akar lebih cepat karena bahan yang digunakan berasal pupuk organic, Perkecambahan lebih cepat, dan mengurangi tingkat kematian bibit karena pada saat pindah tanam tidak merusak akar dan media semai, bibit dapat langsung ditanam karena tanpa plastik
Eko telah membuat varian baru soil block produksinya. Apabila soil block yang telah ada berukuran 3 x 3 x 3 x 1cm, sekarang ia membuat soil block berukuran 6 x 6 x 6 x 1 cm.
“ Keuntungan menggunakan soil block besar adalah bibit tanaman dapat lebih lama dipelihara dipersemaian” kata Eko.
Ditambahkannya, bila memakai yang 3 x 3 x 3 cabai dipersemaian pada umur 30 – 40 hari harus tanam, bila memakai 6 x 6 x 6 dapat bertahan hingga umur 60 hari. Begitu pindah tanam cabai langsung berbunga.
Menurut Eko Mardiyanto, sambutan Kementrian Pertanian atas inovasi Soil Blocknya sangat positif. Tahun lalu ia ditugasi untuk mencukupi kebutuhan bibit bawang merah asal TSS untuk kabupaten Bantul sebanyak 15 juta batang.
Kabarnya tahun depan kan ditugasi lagi untuk provinsi Jawa Barat, DIY dan Jateng sebanyak 32 juta batang. Pada bulan Mei lalu Eko juga ditugasi untuk melatih petani dari 30 provinsi. “ Paket lengkap, cara membuat soil block, sekalian pengadaan alat cetak untuk peserta pelatihan” pungkas Eko.