Rabu, 11 Desember 2024


Manfaatkan Penyerbukan Lebah, Petani Melon Pandeglang Tersenyum Manis

17 Mar 2024, 11:47 WIBEditor : Yulianto

Petani melon Pandeglang manfaatkan penyerbukan lebah | Sumber Foto:BPP Menes

TABLOIDSINATANI.COM, Pandeglang---Petani melon yang tergabung dalam kelompoktani Bina Tani di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, mulai memanen buah melon. Berbeda dari sebelumnya, panen kali ini petani menggunakan jasa lebah untuk penyerbukan pada pertanaman melon irigasi tetes.

Panen ini disambut sukacita petani karena panen melimpah berbarengan dengan tibanya Ramadhan saat konsumsi buah sedang meningkat. Saat Ramadan, buah menjadi kebutuhan makanan penting yang diperlukan. Selain sayur mayur, buah adalah sumber gizi dan membantu mempertahankan kesehatan tubuh.

Jasa penyerbukan lebah yang diterapkan kelompok tani Bina Tani telah membuahkan hasil panen melon varietas New Kinanti dengan produktivitas mencapai 4-5 ton/ha dengan harga jual Rp 25 ribu/kg di greenhouse dan Rp 33 ribu/kg di konsumen.

Penyuluh pertanian lapangan Kecamatan Menes, Gatot Ginanjar mengatakan, penggunaan jasa lebah untuk penyerbukan atau polinasi tanaman melon dapat menekan biaya produksi dan  efisiensi tenaga kerja penyerbukan. Karena itu, ia mengajak petani binaannya berinovasi menggunakan bantuan lebah untuk penyerbukan.

Sementara Ketua Kelompoktani Bina Tani, Mohamad Tofari yang akrab disapa Itop menjelaskan proses penyerbukan dengan bantuan lebah kotak. Masing-masing kotak lebah katanya, berisi satu koloni lebah yang berjenis trigona laeviceps lebah tanpa sengat (Apis trigona).

Di lahan greenhouse seluas 500 meter persegi yang dikelolanya, Itop menyimpan 20 kotak lebah. Satu koloni lebah terdiri atas 5 ribu sampai 10 ribu ekor lebih untuk menyerbuki 1.400 tanaman melon dalam greenhouse yang berumur 27 hari setelah tanam (hst).

Sejak tanaman berumur 27 hari atau menjelang tanaman melon berbunga, dan jika bakal buah melon terbentuk, maka kotak lebah dikeluarkan dari greenhouse untuk lebah mencari resin selama satu minggu. Kemudian akan dimasukkan ke dalam greenhouse lainnya jika ada tanaman yang  menjelang berbunga dan seterusnya begitu.

Jadi, kata Itop, lebah trigona yang berada di greenhouse hanya satu sampai dua minggu. Sebab, sumber nektar dan polen dari bunga melon mulai terbatas. Sementara lebah trigona memerlukan resin atau getah  untuk membuat kantung-kantung telur dan tempat menyimpan madu serta polen.

Itop menuturkan, sepekan setelah diserbuki akan muncul rata-rata tiga atau empat bakal buah per tanaman dan hampir semua tanaman berhasil berbuah. Selanjutnya diseleksi bakal buah pada hari ke-10 sejak mekar bunga atau saat tanaman berumur 37 hari.

Langkah selanjutnya dilakukan seleksi dengan membuang buah yang berukuran tidak sempurna. Bakal buah berukuran besar, bentuk bagus atau proporsional, dan mulus akan dipertahankan. Biasanya satu tanaman hanya dipertahankan satu buah agar hasilnya maksimal, yakni berbobot 1,5—2 kg dan kemanisan minimal 13 briks. “Jika mempertahankan lebih dari satu melon, mutu buah turun sehingga harga jual pun rendah,” katanya.

Mengenai teknologi dan inovasi, Kepala Badan Penyuluh Pertanian Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan petani harus cerdas dan mampu menguasai teknologi sehingga potensi peningkatan produktivitas usaha taninya menjadi berlipat ganda.  “Selain inovasi serta penguasaan teknologi informasi, perubahan pola pikir menjadi hal penting dalam meningkatkan produktivitas serta nilai tambah produk petani,” katanya.

Reporter : Regi (BBPMKP)/Ahmad Suryadi (PPL Menes)
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018