Mengenai adanya kenaikan harga bawang merah, Alex mengungkapkan terjadi bukan kenaikan gejolak harga, namun naik di angka normal. Berdasarkan ketentuan Badan Pangan Nasional, HPP bawang merah sebesar Rp 18.000 –25.000/kg di tingkat petani. Saat ini di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, harga bawang merah paling mahal di tingkat pedangan Rp 23.000/kg. “Itu masih di bawah HPPnya Bapanas,” ujarnya. 

Alex menegaskan, ABMI yang telah tersebar di 9 provinsi dan 39 kabupaten/kota di seluruh Indonesia ini, terus mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi menyelesaikan masalah surplus harga. Misalnya, dengan membangun gudang coldstorage berskala besar minimal 10.000 ton, serta menyediakan anggaran penyerapan agar bisa menstabilkan saat harga bawang merah jatuh.

Pihaknya bersama Direktorat Jenderal Hortikultura juga melakukan berbagai upaya menjaga stabilitas pasokan bawang merah.  Beberapa upaya antara lain, percepatan pelaksanaan fasilitasi sarana produksi bawang merah kerjasama Champion tahap I seluas 3.675 ha untuk poktan mitra champion di 14 kabupaten sentra utama.

Selain itu, bimbingan teknis persiapan pengamanan pasokan Puasa dan Lebaran bersama poktan mitra champion, serta percepatan realisasi kegiatan nurseri 37 juta semaian/seedling bawang merah biji/TSS menggunakan soilblock.

Pemerintah juga telah menyalurkan bantuan benih bawang merah, alat pertanian, pupuk, sarana prasarana dan gudang yang sudah tersalurkan dengan baik. Bahkan saat ini banyak bermunculan mitra baru meliputi wilayah Solok, Enrekang, Bima dan beberapa kabupaten/kota lainnya.