TABLOIDSINARTANI.COM, Sembalun --- Kentang sebagai komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi, berhasil dibudidayakan para petani di kaki Gunung Rinjani, Sembalun-Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka tergabung dalam Gapoktan Sembalun Makmur Sejahtera 441, panen raya kentang varietas Chitra sebanyak 27 ton/ha pada Kamis (6/6).
“Luas hasil yang dipanen 13 hektar, dari total luas lahan yang ditanam seluas 70 hektar. Kentang sangat terkait dengan musim, terutama musim hujan yang harus lebih banyak persiapannya. Kami banyak memperoleh support dalam hal supply produk seperti pupuk, benih, hingga Off Taker. Secara teknis lapangan karena kami petani sudah terbiasa dan pengalaman, didukung oleh penyuluh pertanian, Insya Allah kendala dapat diminimalkan. Kami sangat berterima kasih atas dukungan berbagai pihak. Ini adalah lanjutan kegiatan dari program Dirjen Hortikultura berupa Pengadaan Benih Kentang Industri Lokal pada tahun 2023 dari Kementerian Pertanian, waktu itu disupply bibit kentang Industri lokal G2 ditanam menjadi ke G3. Harapan kami ke depannya mendapat dukungan berupa infrastruktur, cold storage, gudang sortir dan grading, tentunya menjadi perhatian kita bersama," kata Nurdin Aziz, Ketua Gapoktan Sembalun Makmur Sejahtera 441.
Keberhasilan ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah dan Kementerian Pertanian.
“Kami dari pemerintah daerah sangat berbangga pada hari ini, karena terjadi lompatan yang bagus dari bidang pertanian. Sebelumnya kita masih tergantung pada bibit kentang impor, sekarang bibit kentang local dengan hasil yang lebih bagus, tidak kalah dengan bibit kentang impor. Tentu menjadi perhatian kita bersama. Hari ini terlihat sinergi kita bersama dari semua pihak bersama-sama meningkatkan kualitas hasil produksi kentang varietas Chitra ini khususnya di Lombok Timur," ujar Hadi Fathurrahman, Asisten Bisnis I Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, Sahri mengungkapkan para petani di Sembalun sudah akrab dengan penanaman hortikultura.
"Sejarahnya petani di Sembalun ini paling sukses. Awalnya banyak impor bibit kentang dengan harga cukup mahal, produksi juga belum cukup memuaskan, namun sekarang petani kentang terlihat bersemangat, senang sekali karena produksi kentang industri varietas local Chitra meningkat, berkat sinergi dari berbagai pihak,” kata Sahri,
Melihat hasil panen kentang industri varitas Chitra sebesar 27 ton/ha, Koordinator Sayuran Umbi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Subardi menyatakan kekagumannya. Ia berharap di Lombok Timur bisa menjadi contoh untuk daerah lain, dan pihaknya akan terus bergerak.
"Terimakasih atas dukungan semua pihak, khususnya para petani, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar, semoga ke depan bisa lebih baik dan berkembang dalam inovasinya,“ tutur Subardi.
Kentang yang dihasilkan akan dijadikan bahan baku keripik (chips) yang diproduksi perusahaan pengolahan kentang chips seperti PT. Indofood Fortuna Makmur, PT. Calbee Wings Food
“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi sehingga hasil panen kentang bisa sebesar ini, yaitu 27 ton/ha. Kami dari Calbee Wings Food selalu support kentang local. Kami senang sekali petani di sini bisa memproduksi dengan bibit local yaitu Chitra. Sebagai Off Taker kami berharap nantinya ke depan bisa dapat hasil dari Lombok Timur ini sekitar 300 ton hingga 1000 ton. Keberhasilan budidaya kentang industri local sangat dipengaruhi oleh bibit, kemudian petaninya mau menanam atau tidak, serius atau tidak, serta ketersediaan lahan. Di Sembalun kami melihat dukungan dari pemerintah daerah sangat baik," ujar perwakilan dari PT Calbee Wings Food.Yulius.
Pupuk untuk penanaman kentang industri ini mendapatkan dukungan dari PT Pupuk Indonesia Holding Company, dalam hal ini PT. Petrokimia Gresik.
“Sembalun khususnya, atau Nusa Tenggara Barat pada umumnya merupakan suatu titik yang bisa menjadi percontohan nasional. Produsen pupuk tidak bisa bergerak secara aktif tanpa dukungan stakeholder terkait. Kami sangat berterima kasih karena didukung oleh petani, terutama pak Aziz sebagai champion yang luar biasa, dari Calbee Wings Food sebagai Off Taker yang siap menyerap produk kentang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, pemerintah daerah juga sangat mendukung. Tentunya hal ini membawa kesejahteraan kepada semua pihak yang terlibat dalam Kerjasama ini,” ungkap Eko Suroso, Senior Vice President Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresik.
Penyuluh swadaya nasional yang juga hadir dalam kegiatan panen tersebut Pending Dadih Permana mengaku pengembangan kentang industri di Indonesia memang belum banyak dilakukan. Yang dikenal masyarakat adalah budidaya kentang sayur. Hilirisasi produk hortikultura salah satunya kentang ini Perusahaan besarnya sudah banyak, tetapi pasokan bahan bakunya selama ini tergantung pada impor.
"Alhamdulillah sejak tahun lalu Ditjen Hortikultura memprakarsai dukungan untuk pengembangan perbenihan kentang industri di Sembalun dan Magelang. Tentunya saya sebagai penyuluh swadaya yang disini setiap saat mendampingi teman-teman petani. Kami berusaha menjembatani, petani sebagai pembudidaya dan dia sekaligus sebagai pengusaha. Jangan hanya petani mengidentifikasi dirinya hanya sebagai pembudidaya, artinya mereka bertanam setelah panen, selesai begitu saja. Setelah panen dihadapkan pada kebingungan pasarnya ke mana. Bersyukur pemerintah daerah mem”back-up”, offtaker kentang industri juga ada, Ditjen Hortikultura, PT Clarexindo Makmur Sejahtera dalam penyediaan bibit, juga mendukung. Petani jangan ragu untuk berbudidaya kentang industri,” tegasnya.
Ketersediaan lahan sangat penting untuk keberlanjutan budidaya kentang industri.
“Harapan kami pemerintah mendukung dengan ketersediaan lahan. Supaya kualitas bibit terjamin, maka proses multiplikasi dikerjakan dengan mekanisasi. PT Clarexindo Makmur Sejahtera berkomitmen menggunakan benih local, untuk memudahkan proses pemeliharaan, kontrol dan pengawasannya,” kata Tommy, perwakilan PT. Clarexindo Makmur Sejahtera.