Sabtu, 26 April 2025


Mengenal Buah Binjai Khas Kalsel, Biasa Dibuat Sambal oleh Masyarakat

24 Jun 2024, 10:22 WIBEditor : Gesha

Buah Binjai Khas Kalsel

TABLOIDSINARTANI.COM, Banjarbaru -- Binjai, dengan rasa manis dan sedikit asamnya, bukan hanya sekadar buah tetapi juga bagian dari identitas kuliner Kalsel yang kaya akan cita rasa. 

Buah Binjai, yang juga dikenal dengan sejumlah nama seperti Wani atau Belenu, tidak hanya menjadi nama kota di Sumatera Utara, tetapi juga menawarkan pengalaman rasa yang unik.

Dengan bau harum yang menusuk dan kombinasi rasa manis dan sedikit masam, buah ini sering digunakan dalam berbagai masakan tradisional di berbagai budaya di Asia Tenggara.

Binjai, yang memiliki kerabat dekat seperti kemang, sering dianggap serupa dan dimasukkan ke dalam spesies yang sama, Mangifera indica.

Namun, beberapa pakar menyarankan untuk memisahkan binjai ke dalam jenis tersendiri, Mangifera kemanga.

Baca Juga : Sudah Terdaftar di Kementan, Binjai Kusan Manis Tanah Bumbu Kini Jadi Varian Lokal Unggulan

Asal-usul binjai dapat ditelusuri hingga India, dan menyebar secara alami di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.

Sebagian ahli meyakini Kalimantan sebagai lokasi asalnya, dari sana binjai telah dibawa dan dibudidayakan di berbagai daerah seperti Bali, Filipina, dan Thailand, meskipun jarang di bagian barat Jawa.

Binjai terutama ditemukan di dataran rendah, biasanya di bawah 400 meter di atas permukaan laut, meskipun kadang-kadang bisa ditemukan hingga 800 meter.

Tumbuh baik di tanah subur dengan drainase yang baik, jenis ini tahan terhadap penggenangan dan sering ditemukan di sepanjang tepi sungai.

Dibuat Sambal

Bagi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, buah Binjai ini khususnya yang asam dibuat menjadi campuran sambal.

Bahkan di Barabai sudah ada perajin yang membuat sambel pedas kemasan botol berbahan buah binjai dan ramania.

Untuk binjai manis, biasanya dimakan begitu saja sebagai bahan rujak buah.

Binjai bukan hanya lezat dimakan segar, tetapi juga sering digunakan sebagai bahan campuran dalam pepes ikan dan sayur santan.

Namun, sayangnya, produksi buah ini tidak selalu melimpah setiap tahunnya. Masalahnya semakin diperparah ketika pemilik pohon binjai tergoda untuk menebangnya demi mengambil kayunya.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018