TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Agrosolution atau kini dikenal dengan nama Program Makmur menjadi salah satu Program unggulan PT Pupuk Indomesia (Persero) untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani. Program ini telah dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia dengan mengacu pada komoditas sesuai keunggulan wilayah.
Salah satunya di daerah pegunungan Sembalun, Lombok Timur, NTB yang cocok untuk budidaya kentang. Program Makmur yang diluncurkan Menteri BUMN, Erick Tohir tahun 2021 ini, telah berhasil meningkatkan produktivitas kentang petani hingga tiga kali lipat.
Vice Presiden Pengelolaan Pelanggan PT Pupuk Indonesia (Persero), M Burmansyah K mengatakan, Makmur merupakan program kemitraan strategis perusahaan dan petani, melalui layanan pembentukan komunitas petani modern dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Harapan nantinya, petani mampu mengelola sumber daya pada komunitasnya secara efisien dan berkelanjutan.
“Jadi program Makmur berawal dari bagaimana upaya bersama untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Burmansyah saat webinar Program Makmur Tingkatkan Hasil Panen Kentang Petani Sembalun 3x Lipat yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (18/9).
Sesuai Roadmap Program Makmur, pada 2024 terget luas lahan 350.000 hektar (ha) dengan jumlah petani 150.000 orang. Jumlah itu naik bertahap hingga 2029 seluas 1 juta ha dengan petani sebanyak 500.000 orang. “Untuk tahun 2024, alhamdulillah dari target 350.000 ha, kita sudah merealisasikan lahan penanaman sebanyak 352.000 hektar dengan jumlah petani 140.000 orang,” ungkap Burmansyah.
Untuk komoditasnya, realisasi untuk tanaman padi paling besar seluas 111.125 ha. Kemudian tebu 39.301 ha, jagung 23.700 ha, sawit 143.959 ha, kopi 6.484 ha, dan hortikultura, termasuk kentang seluas 28.092 ha. “Kami juga mengukur bagaimana kenaikan produktivitas di seluruh komoditas tersebut dan bagaimana peningkatan pendapatan petani,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri mengatakan, potensi areal di wilayahnya cukup luas untuk pengembangan kentang yakni 2.825 ha. Keunggulan lainnya adalah adanya dukungan SDM petani, terbebas dari endemik nematoda sista kuning (NSK). Selain itu, geografis kawasan Sembalun yang terisolasi, sehingga terhindar dari penyebaran hama penyakit dari daerah lain.
”Tanah Sembalun memiliki kadar bahan organik dan kalium tinggi tetapi kadar n dan p yang rendah. Ketersediaan Unsur Hara N, P dan K dengan dosis yang tepat akan menentukan tingkat keberhasilan produksi kentang,” tuturnya.
Namun demikian diakui dalam pengembangan ketang di Sembalun masih terkendal terbatasnya ketersediaan benih unggul bermutu. Hal ini menjadi faktor penyabab terbatasnya areal pengembangan dan produksi kentang Sembalun.
Untuk benih kentang Granola didatangkan dari Pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan benih ketang Atlantik masih harus diimpor dari Australia dan Scotlandia.
Karena itu, Sahri mendukung upaya PT. Pupuk indonesia melalui program Makmur dapat meningkatkan produksi kentang petani Sembalun 3 kali lipat. ”Pengalaman saat panen, kami tidak menduga panen bisa mencapai 15-17 ton/ha,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Makmur Sejahtera, Nurdin Aziz mengatakan, keberhasilan petani membudidayakan kentang tidak lepas dari dukungan Penyuluh Swadaya, Pending Dadih Permana yang memberikan pengawal dalam budidaya.
Dalam bimbingan tersebut, Nurdin mengatakan, petani juga mendapat pelatihan teknis membudidayakan kentang industri dari salah satu perusahan benih kentang. Sedangkan dalam penggunaan pupuk, petani kemntang di Lombok Timur menggunakan aplikasi pupuk sesuai hasil uji tanah bersama PT. Pupuk Indonesia.
”pH tanah yang semula hanya sekitar 5, sekarang sudah di atas 6. Jadi sebelum menanam kita lakukan uji tanah terlebih dahulu,” katanya. Bahkan dalam program Makmur, petani bisa mendapatkan pupuk dahulu ke perusahaan, kemudian setelah panen baru dibayar, istilahnya Yarnen.
Kebijakan yang Ajeg
Sementara itu, Pending Dadih Permana, Penyuluh Pertanian Swadaya NTB melihat selama ini pola kemitraan untuk kentang industrI masih menempatkan petani pada posisi tawar yang lemah. Pasalnya, pihak Industri tidak mau berkontrak di on farm gate, tetapi petani harus mengirim sampai ke pabrik.
Bahkan menurutnya, petani seringkali dikalahkan mitra industri bila dihadapkan pada masalah mutu kentang di pabrik. Pada posisi ini petani harus menanggung 100% penurunan kualitas kentang selepas panen sampai ke pabrik.
”Seharusnya hal ini bukan menjadi tanggungan petani dan ini sangat tidak adil dan merugikan petani,” kata Pending yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penyuluha dan Pengembangan SDM Pertanian.
Dengan potensi pengembangan kentang yang cukup besar, termasuk kentang industri, Dadih mengatakan, perlu peran pemerintah perlu membangun tata kelola pengembangan komoditas pertanian, khususnya kentang. Pemerintah harus berkomitmen menyiapkan kebijakan, penyiapan regulasi yang memadai.
Pemerintah juga harus bisa membangun Program Rintisan, dengan kewajiban fasilitasi infrastruktur, pembiayaan awal dan pengawalan. Selain itu, menginisiasi pelibatan para pihak yakni, Pemda, dunia usaha, masyarakat, khususnya petani pelaku usaha tani.
Pemerintah lanjutnya, dapat memberikan jaminan pengawalan hulu sampai hilir, melalui jejaring kemitraan strategis yang berkeadilan. ”Pemerintah harus mempunyak kebijakan yang ajeg, sehingga pelaku usaha mempunyai kepastian dalam berusaha dna tidak ragu untukk investasi bekerjasama dengan petani,” ujarnya.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Agra Intan Makmur Sejahtera (AIMS), Benedictus Tommy berharap, dukungan PT. Pupuk Indonesia terhadap petani kentang dalam mendukung sarana produksi, terutama pupuk. ”Saya berharap supproting ini tidak putus dan berlanjut. Bahkan tidak hanya di Sembalun, tapi juga di daerah lain,” ujarnya.
Bukan hanya dukungan dalam ketersediaan sarprodi, Tommy juga berharap dukungan PT. Pupuk Indonesia dalam uji tanah dengan mobil untuk mengukur kesuburan lahan. Selama ini, saat memulai penanaman benih kentang, pihaknya selalu melakukan pemerikasaan tanah terlebih dahulu.
”Saya juga tertarik dengan Program Makmur karena sangat mendukung, terutama dalam bagaimana petani itu tetap konsisten menggunakan pupuk Indonesia. Jadi peran Pupuk Indonesia harus dominan,” tuturnya.
Bagi sahabat Sinar Tani yang telah mengikuti webinar bisa mendapatkan e Sertifikat dan materi webinar bisa diunduh di bawah ini.
Link: E Sertifikat Webinar Program Makmur Tingkatkan Produksi Kentang Sembalun
Link : Materi Webinar Program Makmur Tingkatkan Produksi Kentang Sembalun