Jumat, 13 Juni 2025


Durian Bintang, Primadona Baru Desa Brongkol

23 Peb 2025, 17:42 WIBEditor : Herman

Durian Bintang dari Desa Brongkol

TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang – Di antara berbagai jenis durian yang tumbuh subur di Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Semarang, satu nama baru mulai mencuri perhatian. Durian Bintang, diperkenalkan Juwanto, Ketua Kelompok Tani “Ngesti Ajuning Tani”, durian ini memiliki potensi besar untuk menjadi varietas unggulan lokal yang siap bersaing dengan durian nasional maupun impor.

Durian Bintang mendapatkan namanya dari garis tegas berbentuk bintang yang terlihat di ujung buahnya. Namun, daya tarik utamanya terletak pada rasa dan teksturnya.

“Warna kulitnya kuning terang, daging buahnya juga kuning mencolok. Rasanya manis legit dengan sedikit pahit dan tekstur lengket yang khas,” ungkap Juwanto.

Ia meyakini bahwa durian Bintang dapat menjadi primadona baru bagi pecinta durian.

Tidak hanya unggul dari segi rasa, durian Bintang juga hadir dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan durian impor terkenal. Jika durian Musang King dijual Rp 225 ribu per kg dan Duri Hitam mencapai Rp 300 ribu per kg, durian Bintang hanya dibanderol Rp 50 ribu per kg.

“Kami ingin lebih banyak orang mencoba dan menikmati durian ini,” jelas Juwanto.

Keunggulan lainnya adalah daya tahan buah setelah dipetik. Durian Bintang memiliki ketahanan lebih lama dibandingkan beberapa jenis durian lainnya, sehingga lebih mudah dikirim ke berbagai daerah tanpa mengurangi kualitas rasa dan teksturnya.

Sebagai petani yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia durian, Juwanto terus berupaya mempromosikan durian Bintang kepada masyarakat luas. Meskipun masih tergolong baru, ia optimistis bahwa durian ini memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh.

Rumahnya di Dusun Tabag Gunung telah menjadi pusat penjualan dan distribusi durian. Selain hasil panennya sendiri, ia juga menampung durian dari petani sekitar untuk dijual kepada pelanggan.

Tak hanya dari dalam negeri, beberapa turis asing pun telah mencoba dan memberikan respons positif terhadap durian Bintang.

“Dua hari lalu, empat turis dari India datang dan menghabiskan enam butir durian Musang King di sini. Saya yakin jika mereka mencoba durian Bintang, mereka akan terkesan dengan kelezatannya,” ujar Juwanto.

Berkat pemasaran dari mulut ke mulut, pelanggan terus berdatangan. Beberapa di antaranya bahkan datang langsung dari luar kota hanya untuk mencicipi durian khas Brongkol ini.

Dengan semakin dikenalnya durian Bintang, Juwanto berencana untuk memperluas pemasaran, baik secara offline maupun online, agar durian ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang di berbagai wilayah Indonesia.

Meski memiliki banyak keunggulan, Juwanto mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan durian Bintang.

 Biji yang cukup besar dan kulit yang tebal menjadi salah satu kekurangan yang sedang dicari solusinya melalui rekayasa teknologi pertanian.

Namun, dengan semakin berkembangnya inovasi di bidang pertanian, Juwanto optimis bahwa durian Bintang bisa terus disempurnakan.

“Bukan tidak mungkin ke depannya kita bisa menghasilkan durian Bintang dengan biji kecil dan kulit lebih tipis, tetapi tetap mempertahankan rasa manis legit yang menjadi ciri khasnya,” jelasnya.

Ia juga berharap pemerintah dan dinas pertanian dapat memberikan dukungan lebih besar dalam pengembangan varietas ini.

Dengan bimbingan dan pendampingan, durian Bintang dapat dikembangkan menjadi produk unggulan yang tak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional hingga internasional.

Brongkol, Sentra Durian Masa Depan

Brongkol sendiri telah lama dikenal sebagai desa dengan potensi pertanian yang luar biasa. Dengan ratusan ribu pohon durian yang telah ada sejak zaman nenek moyang, desa ini terus berkembang menjadi salah satu sentra durian berkualitas di Indonesia.

“Brongkol memiliki banyak jenis durian unggulan seperti durian Watu, Kidang, Buto, Inul, dan J-Pink. Namun, durian Bintang ini memiliki keunikan tersendiri dan berpotensi menjadi ikon baru dari desa kami,” kata Juwanto.

Selain itu, Brongkol memiliki iklim dan kondisi tanah yang sangat cocok untuk pertumbuhan durian berkualitas tinggi.

Kontur tanah yang berlereng justru menjadi keuntungan karena memungkinkan akar durian berkembang dengan baik, menghasilkan buah dengan rasa lebih kaya dan tekstur lebih lembut.

Dengan promosi yang lebih luas dan dukungan dari berbagai pihak, Juwanto berharap durian Bintang bisa semakin dikenal dan diminati, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga di pasar nasional dan internasional.

Pecinta durian yang ingin mencicipi kelezatan durian Bintang bisa langsung datang ke Brongkol dan menikmati sensasi baru dalam dunia durian yang belum pernah ada sebelumnya!

Sebagai langkah ke depan, Juwanto juga berencana untuk melakukan pembibitan durian Bintang secara lebih luas, sehingga lebih banyak petani dapat menanam dan membudidayakan varietas ini.

Jika pengembangannya berjalan lancar, dalam beberapa tahun ke depan durian Bintang bisa menjadi salah satu durian unggulan dari Indonesia yang diperhitungkan di pasar global.

 

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018