Pada musim kemarau banyak petani yang membiarkan lahannya setelah panen padi, terutama yang berusaha tani di lahan tadah hujan. Satu alasannya adalah minimnya pasokan air.
Padahal banyak alternatif bagi petani untuk tetap eksis berusaha tani agar lahannya tetap menghasilkan. Ada petani yang menanam palawija seperti jagung dan kedelai. Tapi ada peluang baru yang bisa dilirik petani yakni budidaya kacang panjang (Vigna Sinensis L).
Tanaman yang tumbuh merambat ini sebenarnya bukan asli Indonesia melainkan dari India dan Afrika. Namun tanaman ini mudah tumbuh dengan baik di berbagai jenis lahan baik lahan tegalan, sawah, maupun halaman rumah.
Budidaya kacang panjang di lahan darat atau tegalan sudah menjadi hal yang umum dilakukan petani. Tapi bagaimana di lahan sawah, khususnya sawah tadah hujan? Menanam kacang panjang di lahan sawah tentu memerlukan perlakuan khusus, terlebih saat musim hujan.
Menanam kacang panjang di lahan sawah tadah hujan selain dapat menjadi alternatif pergiliran tanaman, juga dapat memutus siklus perkembangan hama dan penyakit, serta meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini karena bagian akar tanaman ini terdapat bintil-bintil bakteri rhyzombium.
Bakteri ini sudah terbukti dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sebab, fungsinya mengingat unsur nitrogen bebas dari udara yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apalagi, petani yang menggarap lahan-lahan sawah sering kurang memperhatikan penggunaan nitrogen secara berimbang.
Penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen tinggi seperti urea memang dianjurkan. Tapi jika berlebih dapat berdampak negatif. Salah satunya adalah kerusakan tanah. Dengan memanfaatkan nitrogen alami yang berasal dari bintil-bintil akar pada tanaman kacang panjang, selain dapat memutus siklus hama penyakit dan meningkatkan kesuburan tanah, petani tidak akan direpotkan ketersediaan nitrogen di tanah sawah tadah hujan.
Optimalisasi Lahan
Selama ini pemanfaatan lahan sawah tadah hujan masih sangat rendah. Petani menanam padi hanya satu kali dalam setahun. Air masih menjadi persoalan bagi daerah pertanian yang memiliki lahan sawah tadah hujan yang luas.
Jika air masih tersedia, biasanya petani menanam padi lagi, tidak menggantinya dengan tanaman lain. Memang tidak menjadi soal jika petani menanam komoditi yang sama. Namun seiring perkembangan jaman, tidak hanya lahan pertanian yang makin sempit, serangan hama penyakit dan skala usaha dalam dunia pertanian perlu menjadi pertimbangan bagi petani. Terutama, jika petani ingin tetap eksis mempertahankan mata pencahariannya.
Untuk meningkatkan produktivitas daerah yang memiliki lahan sawah tadah hujan, petani bisa memilih usaha tani yang hasilnya memiliki nilai jual tinggi, mudah dilaksanakan dan berumur pendek. Salah satunya adalah budidaya tanaman sayuran, khususnya kacang panjang.
Budidaya kacang panjang di lahan sawah tadah hujan terbukti meningkatkan kesuburan tanah, peningkatan pendapatan dan berkurangnya serangan/resiko hama dan penyakit. Meningkatnya kesuburan tanah karena penggunaan bahan-bahan organik selama budidaya kacang panjang, seperti kotoran ternak, kompos dan pupuk dari pembusukan jerami padi. Selain itu bintil-bintil akar yang terdapat di kacang panjang membantu kesuburan dan kecukupan unsur hara dalam tanah, khususnya N (nitrogen).
Dengan mengoptimalkan lahan tadah hujan dengan budidaya kacang panjang, juga dapat meningkatkan pendapatan petani. Sebab, panen kacang panjang tidak sekaligus habis, tapi bisa mencapai 30 kali panen. Ini berbeda dengan padi sawah yang panen sekaligus. Harga kacang panjang juga lebih tinggi dibandingkan harga gabah.
Manfaat lain menanam kacang panjang di lahan sawah tadah hujan adalah memutus siklus perkembangbiakan hama penyakit yang kerap menyerang tanaman padi. Misalnya, wereng dan walang sangit, serta hama-hama yang hidup di dalam tanah. Hal ini karena terputusnya sumber makan tertentu bagi hama dan penyakit tersebut.
Sebagai tanaman sayuran, kacang panjang memiliki kandungan gizi yang baik. Bukan hanya mengandung protein, tapi juga kalori, vitamin A dan vitamin B. Daun kacang panjang juga sangat baik bagi wanita yang sedang menyusui karena dapat memperbanyak air susu ibu.
Agung L. S (Penyuluh BP2KP) Serang/Yul
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto