Selasa, 14 Januari 2025


Inovasi untuk Tekan Impor Hortikultura

20 Nov 2014, 10:11 WIBEditor : Nuraini Ekasari sinaga

Inovasi yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah banyak mendukung pembangunan hortikultura di Indonesia. Berbagai varietas baru merupakan bentuk sumbangan nyata litbang pertanian.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanudin Ibrahim mengatakan, saat ini Badan Litbang Pertanian sudah banyak meneliti dan menghasilkan inovasi, khususnya komoditas hortikultura. Inovasi ini tidak hanya untuk kepentingan menjaga stabilitas ketahanan pangan, tapi juga kemandirian bangsa dalam hal pangan.

Sampai kini menurut Hasanudin, Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi baik benih, pascapanen maupun saprodi untuk tanaman hortikultura. “Pengembangan komoditas hortikultura ini diharapkan dapat menekan impor dan fokus kepada pertanian yang lebih ramah lingkungan,” katanya.

Untuk inovasi benih hortikultura, kontribusi Badan Litbang Pertanian adalah pengembangan benih jeruk keprok. Di Indonesia varietas jeruk cukup banyak. Data Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, setidaknya ada 10 varietas jeruk yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Namun dari 10 varietas sebagian besar atau 70% (7 varietas) merupakan jenis keprok dan 30% jenis siam.  Berkembangnya jeruk jenis keprok secara umum dipengaruhi preferensi konsumen yaitu buah jeruk yang berwarna kuning.

Banyaknya varietas keprok yang dikembangkan masyarakat berkait dengan program pemerintah melalui Ditjen Hortikultura yaitu kuningisasi buah jeruk. Ini tidak lepas dalam upaya menghadang membanjirnya jeruk impor.  Program kuningisasi melalui jeruk keprok ini dalam bentuk pengembangan kawasan agribisnis hortikultura (PKAH). 

Selama ini varietas jeruk yang banyak diminati konsumen adalah yang mempunyai cita rasa manis dan segar. Tingkatan kemanisan buah jeruk berkisar antara 9-12 derajat brix. Karena itu varietas yang mempunyai kriteria seperti itu kemungkinan besar akan mudah berkembang di masyarakat. 

Pilihannya akhirnya jatuh pada varietas jeruk keprok. Secara umum jeruk keprok berwarna kuning. Namun ada faktor lain yang dapat menyebabkan buah jeruk berbuah kuning yaitu ketinggian tempat dan perbedaan suhu siang malam yang sangat ekstrim. Perbedaan suhu siang dan malam yang sangat tajam untuk varietas tertentu, misalnya keprok borneo prima, dapat menyebabkan pecah buah. 

Contoh lain kontribusi Litbang Pertanian dalam pengembangan hortikultura adalah ditemukan varietas unggul mangga Garifta yang dilepas tahun 2009. Varietas ini mulai dikembangkan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan telah menanam bibit mangga Garifta sebanyak 1.080 batang. Terdiri dari 4 varietas yaitu, Garifta Orange, Garifta Merah, Garifta Kuning dan Garifta Gading masing-masing sebanyak 270 batang. Di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan ditanam sebanyak 500 pohon.

Mulai tahun 2011 pengembangan  mangga  Garifta  merambah hampir seluruh Pulau  Jawa  dan  luar   Jawa. Pengembangan dilakukan  Direktorat Jenderal Hortikultura sebanyak 6.615 batang. Dengan demikian sejak dilepas hingga kini mangga Garifta telah dikembangkan di daerah sentra dan masyarakat di Jawa maupun luar Jawa dengan jumlah pohon sebanyak 16.955 batang atau identik seluas 169,55 ha (populasi tanaman 100 pohon/ha).

“Untuk keperluan ekspor Ditjen Hortikultura merencanakan penanaman mangga Garifta seluas lebih kurang 10.000 ha yang tersebar di wilayah yang agroklimatnya sesuai untuk mangga Garifta,” papar Hasanudin.

Selain inovasi di komoditi buah, Hasanudin meminta agar Litbang juga fokus pada pengembangan inovasi komoditas sayuran, khususnya cabai dan bawang. Hal ini karena dua komoditi tersebut merupakan tanaman yang sering berkontribusi terhadap inflasi bulanan, terutama pada musim hujan.

“Produksi bawang merah dan cabai di musim hujan biasanya  berkurang,   sehingga kita perlu teknologi, baik benih maupun cara agronomis teknologi good agriculture practices selama musim hujan. Dengan demikian pada musim hujan produksi cabai dan bawang tetap stabil,” tuturnya. Echa/Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018