Rabu, 30 April 2025


Memanen Wortel Dataran Rendah, Mengapa Tidak?

02 Des 2014, 11:15 WIBEditor : Kontributor

Wortel lebih dikenal sebagai tanaman sayuran dataran tinggi. Karena itu wilayah yang tak mempunyai dataran tinggi kerap kesulitan untuk membudidayakan tanaman tersebut. Akibatnya, harga wortel pun melangit.

Namun dengan teknologi budidaya, ternyata wortel bisa dikembangkan di dataran rendah. Misalnya di Kalimantan Tengah, petani kini bisa memanen ‘si oranye’.  Dengan demikian menjadi peluang usaha baru bagi petani.

Di Kalimantan Tengah, wortel termasuk tanaman yang mempunyai nilai komersial tinggi. Apalagi pada  waktu tertentu, misalnya saat terjadi gelombang besar di Laut Jawa, komoditas tersebut harus didatangkan melalui pesawat udara. Pada hari besar keagamaan, harga wortel juga terkadang melonjak.  Selama ini wortel yang diperdagangkan di  Palangka Raya berasal dari Pulau Jawa seperti  Malang, Jawa Timur.

Melihat peluang yang cukup menguntungkan tersebut, beberapa petani di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah berinisiatif untuk mengembangkan tanaman tersebut. Pengembangan wortel di dataran rendah tersebut menjadi sebuah terobosan baru.

Apalagi banyak tantangannya. Beberapa penelitian mengungkapkan, budidaya wortel di dataran rendah akan cenderung  gagal.  Ada juga yang mengatakan, wortel yang ditanam di dataran rendah hanya akan keluar daunnya tanpa dapat membentuk umbi wortel.

Namun sejak April 2014, peneliti Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah bersama penyuluhan pertanian dari WKPP Banturung BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Tangkiling dan petani di Palangka Raya melakukan uji adaptasi beberapa varietas wortel.

Ternyata wortel yang ditanam, Suroto petani di Banturung Kecamatan Bukit Batu, hasilnya cukup menggembirakan. Ada beberapa varietas wortel yang diuji yaitu Royal Chantenay, Nantes Improved, Flaker Giant, Cisarua, dan Batu. Dari beberapa jenis, varietas Cisarua memiliki produksi tertinggi. Warnanya juga menarik yakni oranye tua dan tingkat kemanisanpun tertinggi. 

Guna melanggengkan budidaya wortel yang telah memiliki adaptasi di Palangka Raya, beberapa varietas wortel yang telah diuji tersebut dilakukan perbanyakan melalui pembenihan. Tujuannya pembenihan wortel tersebut agar benih tidak perlu lagi didatangkan dari Pulau Jawa yang harganya cukup mahal. Selain itu, wortel yang dibenihkan telah mengalami adaptasi  spesifik lokasi.

Di Palangka Raya, pembenihan wortel terus dikembangkan. Dengan keberhasilan uji coba tersebut, kini mulai banyak petani berminat menanam wortel. Diharapkan dengan kemampuan petani memproduksi benih wortel sendiri, minat masyarakat  membudidayakan wortel makin besar. Dampaknya, harga wortel akan stabil dan kebutuhan masyarakat, khususnya di Kota Palangka Raya dapat tercukupi. Wiwik R/Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018