Jeruk menjadi salah satu komoditi impor yang banyak merambah pasar dalam negeri dibandingkan produk buah impor lainnya, seperti apel, pir dan anggur. Apalagi warna jeruk impor memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim mengakui, di antara buah sub tropis lainnya seperti anggur, pir dan apel, jeruk merupakan buah impor yang jumlahnya paling banyak masuk ke pasar Indonesia. Pada tahun 2012, nilai impor buah mencapai Rp 3 triliun.
“Untuk menutupi defisit neraca perdagangan tersebut di antara buah subtropis lainnya yang paling memungkinkan kita kembangkan adalah jeruk,” katanya kepada Sinar Tani di ruang kerjanya.
Hasanuddin mengatakan, ketimbang jenis buah subtropis lainnya, potensi pengembangan tanaman jeruk lebih besar. Dari segi rasa, jeruk asli dalam negeri juga tidak kalah.
Apalagi di beberapa wilayah Indonesia mempunyai banyak ragam jenis buah tersebut. Sebut saja, jeruk Keprok Batu 55 (Jawa Timur), jeruk Keprok SoE (NTT), jeruk Keprok Brastepu (Sumatera Utara), jeruk Keprok Gayo (Aceh) dan jeruk Keprok Trigas (Kalimantan Barat).
“Jenis jeruk asli dalam negeri yang bisa bersaing dengan jeruk Sunkish adalah jeruk SoE. Jeruk ini banyak terdapat di NTT. Namun pengembangannya belum banyak dan produktivitas tanamannya relatif masih rendah,” katanya.
Selain jenis jeruk Keprok, ada juga jenis jeruk Siam Madu (Sumatera Utara), jeruk Siam Gunung Omeh, jeruk Gerga Lebong. Jeruk-jeruk ini rasanya cocok untuk orang Arab dan Eropa. “Untuk melawan jeruk impor yang warnanya menarik, kita akan kembangkan jeruk yang juga mempunyai warna menarik,” ujarnya.
Keprok, Mandarinnya Indonesia
Dari berbagai jenis jeruk, jeruk Keprok Batu 55 merupakan hasil rekayasa Badan Litbang Pertanian. Jeruk Keprok dapat dibedakan dengan jeruk Manis, Grapefruit, Pamelo, Lemon, Nipis/Pecel, Citron serta jeruk.
Jeruk Keprok umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai buah meja, karena kulit buahnya yang mudah dikelupas dan antar juring mudah dipisahkan. Jeruk Keprok Batu 55 termasuk dalam spesies mandarin. Namun, di pasar belum banyak yang mengetahui bahwa mandarin adalah sinonim dari jeruk keprok.
Banyak konsumen belum percaya bahwa kualitas jeruk Keprok Batu 55 merupakan cerminan kualitas jeruk Keprok nusantara. Ini tidak lepas kesan yang sudah terbentuk seakan-akan buah impor adalah yang terbaik.
Padahal jeruk Keprok Batu 55 mempunyai kualitas penampilan dan cita rasa minimal sama, bahkan lebih enak dibanding kualitas buah jeruk impor. Jika pengembangan jeruk ini berhasil akan berdampak pada peningkatan produksi dan dapat mensubstitusi jeruk impor. “Sayangnya produktivitasnya masih rendah yakni di bawah 30 kg/pohon,” kata Hasanuddin. Yul
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto