Bisnis di bidang tanaman tidak pernah surut ditelan waktu. Apalagi peminat tanaman, khususnya tanaman hias (florikultura) bisa dibilang cukup besar.
“Bisnis tanaman hias itu tidak pernah surut, seiring banyaknya pembangunan gedung dan rumah yang memerlukan penghijauan,” kata Tono, salah seorang pedagang tanaman hias di Jalan Harsono RM, Ragunan kepada Sinar Tani.
Dengan kondisi iklim yang kian panas membuat masyarakat menginginkan lingkungan, termasuk halaman rumah yang sejuk. Salah satunya dengan menanam tanaman hias. Bahkan dengan mamadukan unsur seni seperti taman, kolam dan aneka bunga makin membuat lingkungan makin asri dan tidak membosan bagi penghuni. Karena itu usaha tanaman hias menjadi menarik bagi pelaku usaha.
“Sampai detik ini, tanaman hias masih berpeluang besar menjadi komoditas yang menguntungkan. Dengan permintaan meningkat sebesar 10% tiap tahun membuat sektor florikultura sangat menjanjikan,” kata Tono seraya menambahkan, omzet pedagang tanaman hias bisa mencapai Rp 3-5 juta tiap bulan.
Harumnya bisnis tanaman hias tidak lepas dari daya tarik tanaman tersebut, terutama bagi kaum hawa. Selain tanaman hias umumnya bentuknya unik, seperti bonsai dan gelombang cinta. Adanya bunga memberikan daya tarik sendiri bagi tanaman hias. “Kalangan ibu kan suka tanaman hias, karena bentuknya unik, seperti jaman dulu maraknya gelombang cinta bisa sampai heboh, dan sekarang juga seperti itu,” katanya.
Menurut Tono, tanaman yang perawatannya mudah yang banyak dipesan. Di antaranya, bordiran, miana, brokoli, lili paris dan robusa. Tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan landscape dan mudah perawatannya. “Harganya pun sangat terjangkau,” kata pria kelahiran Lebak, Rangkas Bitung ini.
Namun demikian Tono mengingatkan, budidaya menjadi salah satu langkah mengambil potensi bisnis tanaman hias, terutama jenis yang diminati kalangan wanita. Meski diakui, untuk budidaya memerlukan waktu cukup lama. Tapi jika mampu menghasilkan tanaman yang sehat dan bagus, tentunya harga akan menyesuaikan.
“Budidaya tak harus dalam jumlah besar, karena harus disesuaikan dengan permintaan,” katanya. Namun lanjut Tono, ada banyak jenis tanaman hias yang bisa dipilih sesuai permintaan pasar. Saat ini koleksi tanaman milik Tono hampir berjumlah ratusan jenis.
Data Kementerian Pertanian, total produksi tanaman hias mencapai 616 juta tangkai dengan laju pertumbuhan sebesar 26 persen tiap tahunnya. “Dari sisi produktivitas, tanaman anggrek dan krisan merupakan yang tertinggi mencapai di atas 30 persen,” kata Direktur Budidaya dan Pascapanen Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Ani Andayani.
Ani mengakui, dalam pengembangan florikultura dalam negeri masih banyak permasalahan atau tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya, meski pasar terbuka luas, baik domestik maupun ekspor, usaha florikultura skala komersial belum tersosialisasikan dengan baik. Selain itu, hasil penelitian yang belum cukup, dan pengembangan ekonomi kreatifnya juga belum terintegrasi.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto