Jumat, 19 April 2024


Atabela, Alsintan Tepat Guna Untuk Tanam Benih Langsung

24 Apr 2018, 10:59 WIBEditor : Julianto

Atabela mudah dirakit dan disesuaikan dengan kreativitas petani | Sumber Foto:BBP MEKTAN

TABLOIDSINARTANI.COM, Serpong---Tanam Benih Langsung (Tabela) jadi sistem pertanaman padi yang sudah umum dilakukan di lahan kering. Di sisi lain, kebutuhan benih menjadi membengkak karena benih disebar dengan dihamburkan. BBP Mektan kemudian merancang alsintan tepat guna yang bernama Atabela agar bisa digunakan petani yang terbiasa dengan sistem tabela.

Keberadaan lahan kering sebagai pertanaman padi sekarang ini menjadi bentuk pemanfaatan lahan sub optimal. Pengembangan lahan kering dinilai jauh lebih murah karena relatif tidak memerlukan kelengkapan sarana penunjang seperti pada lahan sawah irigasi. “Di lahan-lahan bawah tegakan dan integrasi dengan lahan perkebunan juga bisa dimanfaatkan untuk ditanami padi gogo yang cocok untuk lahan kering,” tutur Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Andi Nur Alamsyah.

Kekhususan Tabela adalah tidak melakukan tanam pindah tetapi benih ditabur secara langsung. Metode ini juga dipilih karena kurangnya tenaga kerja di daerah kering sehingga benih hanya tinggal dihambur begitu saja karena pada Tabela tidak ada pembuatan persemaian dan pindah tanam sehingga memerlukan tenaga kerja lebih sedikit.

Penggunaan benih pun semakin membengkak karena umumnya benih dihamburkan dalam sistem Tabela. Kebutuhan benih dengan cara ini berkisar antara 50–60 kg/ha, atau antara 1,5–2 kali lipat dibandingkan dengan tanam pindah.

Karena itu, BBP Mektan berusaha membuat teknologi alsintan tepat guna, dapat diadopsi petani sekaligus mampu meningkatkan produksi padi. Salah satunya dengan dibuatnya Alat Tanam Benih Langsung (Atabela) 8 baris tanam.

Atabela tersebut didesain untuk menghasilkan 8 baris tanam jajar legowo dengan jarak (20 x 10 x 40) dan ditarik dengan traktor roda dua ukuran 6,5-8,5 horsepower. Alat ini merupakan hasil modifikasi alat tanam yang sudah ada, dengan mengoptimalkan pemanfaatan/ keberadaan Traktor Roda 2 yang banyak terdapat di lapangan/ dimiliki petani.

Kepala Bidang Kerjasama, Pendayagunaan Perekayasaan dan Pengujian BBP Mektan, Agung Prabowo menambahkan, Atabela sangat dimungkinkan bagi daerah yang telah terbiasa menggunakan sistem tanam benih langsung (tabela). “Kita akali supaya tetap jajar legowo pertanamannya, kita buatkan Atabelanya dengan jarak tanam jajar legowo yaitu jarak antar baris 20 cm dan jarak antar baris legowo 40 cm,” cerita Agung.

Atabela hasil penelitian dan perekayasaan BBP Mektan ini memiliki beberapa keunggulan yakni mampu mengatasi permukaan lahan yang tidak rata, dengan penutup alur tanam maka benih terhindar dari serangan burung sesaat setelah tanam, menghasilkan baris tanam yang teratur sehingga memudahkan penyiangan tanaman, serta dapat menghemat biaya tanam.

Efisiensi kerja alat ini sangat tinggi mencapai 70?n konsumsi benih yang digunakan 30-45 kg/ha, kapasitas kerja 3,31 – 4 jam/ha, dengan bobot 52 kg. Adapun syarat lahan untuk tanam adalah lahan harus terolah sempurna, kedalaman hardplan < 20>

Mudah Dirakit

Atabela sendiri merupakan teknologi tepat guna yang sederhana dan bisa mudah dirakit sendiri oleh UPJA atau bengkel alsintan yang ada di daerah. Agung menuturkan semua spare part bisa dirakit sendiri. “Misalnya drum penakar benih bisa menggunakan paralon, batang rangkanya menggunakan besi. Tidak ada bahan spesifik dan rumit yang digunakan untuk merakit Atabela,” ungkapnya.

Perekayasa Atabela, Marsudi menuturkan di beberapa daerah sentra padi gogo, sudah ada beberapa kreasi atabela hasil rakitan masyarakat tani seperti di Palembang, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. “Pabrik bengkel Alsintan hanya perlu menggunakan pipa PVC dan Pipa besi. Tidak perlu menggunakan pabrikasi yang rumit, cukup sederhana dengan las antar komponen,” tuturnya.

Cara kerja Atabela ini dimulai saat tanah dibuka alurnya dan benih padi pada drum penakar benih mulai jatuh saat itu. Kemudian tanah akan ditutup oleh penutup alur yang berada di bagian belakang alat. “Dibandingkan dengan alat tanam yang lain, Atabela ini menggunakan jejak roda untuk membuat lintasan selanjutnya sehingga lebih sederhana,” ungkap Marsudi.

Adapun jumlah keluaran benih ditentukan oleh diameter lubang pada drum tempat benih dan ukuran benih. Lubang benih sendiri sudah dibuat untuk dapat mengeluarkan 3 butir benih setiap kali jatuhan dan bisa saja lebih dari 3 butir jika menggunakan varietas lain yang ukurannya lebih kecil. (gsh/lis/bbpmektan)

 

Reporter : Gesha
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018