Jusrian sempat selama enam tahun berstatus sebagai karyawan pabrik karet di Pekan Baru. Namun mengikuti keinginan hatinya, pada akhirnya ia kembali ke kampung halamannya di Desa Seberang Teluk, Riau. Menetap kembali di tanah kelahirannya ia ternyata mampu meraih kesuksesan dalam menjalankan usaha pertanian.

Kiprah awalnya dimulai dengan mengembangkan budidaya jeruk manis seluas 1 ha, kebun karet seluas 4 ha dan kebun sawit seluas 4 ha. Berkat ketelatenannya ini, Jusrian berkesempatan mengikuti kegiatan diklat yang dilaksanakan UPT Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau selama 1 minggu. Dari kegiatan pelatihan ini, Jusrian tertarik untuk mengembangkan usaha budidaya padi sawah.

Keinginannya ini berawal karena potensi lahan untuk padi sawah di desanya sangatlah besar, sayangnya baru 15 ha yang digarap oleh masyarakat di desanya. Oleh karena itu, Jusrian bermusyawarah membentuk kelompok tani yang diberi nama “Kelompok Tani Sadar” dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang.

Lewat ilmu yang didapat dari kegiatan diklat yang diikutinya, Jusrian mengembangkan serta mempraktekkan di kelompok tani yang dipimpinnya. Hasilnya, para petani di desanya menjadi termotivasi untuk lebih giat mengupayakan peningkatan produksi padi di lahan masing-masing. Indeks pertanaman (IP) pun meningkat dari 100 menjadi 200.

Pada tahun 2010, Jusrian memimpin anggota kelompoknya untuk membuka lahan padi sawah seluas 50 ha di desanya. Dalam perkembangan berikutnya, jumlah anggota kelompoknya pun bertambah menjadi 50 orang. Pada saat itu pula, Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kuantan Singingi melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Sawah Terlantar (RST) seluas 44 ha, sehingga anggota Kelompok Tani Sadar bertambah lagi menjadi 121 orang. Mereka semua menggarap lahan padi sawah hasil bukaan sendiri serta lahan rehabilitasi.

Informasi lebih lengkap baca EDISI CETAK TABLOID SINAR TANI (info berlangganan SMS ke : 081317575066).