Jumat, 19 April 2024


Kelola Perkebunan Secara Modern, Agar Produksi Meningkat

03 Agu 2020, 11:44 WIBEditor : Indarto

Kebun kakao | Sumber Foto:Dok. Indarto

Modernisasi sub sektor perkebunan ke depan dalam rangka optimalisasi peningkatan produksi perkebunan.

 

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---- Sub sektor perkebunan memiliki banyak peluang untuk mencetak devisa negara. Karena itu, sub sektor perkebunan tak bisa dikembangkan dengan cara-cara biasa. Agar produksinya meningkat, pengelolaanya efektif dan efisien, sub sektor perkebunan harus dikelola secara modern. Sehingga, strategi sub sektor perkebunan sepanjang 2020-2024 adalah melakukan transformasi perkebunan tradisional ke modern.

Sekretaris Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Antarjo Dikin mengatakan, arah kebijakan sub sektor perkebunan ke depan akan diimplementasikan dalam program mekanisasi dan digitalisasi perkebunan. Sedangkan langkah operasionalnya, diantaranya dengan peningkatan bantuan alat dan mesin (alsin) perkebunan.

“ Saat ini sudah banyak anak-anak muda yang suka berkebun, sehingga harus mulai dikembangkan modernisasi di sub sektor perkebunan. Selain di hulu, di hilirnya juga dilakukan mekanisasi, seperti cara menjemur biji kopi menggunakan alat modern,” papar Antarjo Dikin, dalam sebuah webinar, di Jakarta, Senin (3/8).

Antarjo juga mengatakan, modernisasi sub sektor perkebunan ke depan dalam rangka optimalisasi peningkatan produksi perkebunan. Melalui modernisasi ini, akan membuat pekebun lebih efisien dalam melakukan proses produksi di hulu , sehingga kualitas hasilnya pun meningkat.

Agar pekebun lebih efisisen dalam mengelola kebunnya, lanjut Antarjo,  Ditjen Perkebunan akan mendekatkan logistik benih di sentra-sentra perkebunan. Penyediaan dan produksi benih unggul perkebunan di sentra-sentra perkebunan ini ditargetkan mampu mencetak benih unggul sebanyak 500 juta batang hingga 2024.

Menurut Antarjo, dengan dibangunnya logistik benih unggul di sentra-sentra perkebnunan tersebut, akan memudahkan pekebun untuk mendapatkan benih unggul. Pekebun pun tak kesulitan untuk melakukan replanting terhadap tanamannya yang sudah tua.

“ Arah kebijakan, strategi, program dan langkah operasional yang kami kembangkan ke depan tak hanya mengarah pada peningkatan produksi dan ekspor komoditas perkebunan. Arah kebijakan ini juga membantu dan mendorong  nilai tambah produk perkebunan,” kata Antarjo.

 Antarjo juga mengatakan,  setelah proses produksi di hulu dan hilir bisa dilakukan secara efisien,pekebun didorong untuk melakukan penguatan daya saing dan ekspor komoditasnya. Agar pekebun mampu berdaya saing, Ditjen Perkebunan juga melakukan penguatan profesionalisme SDM pekebun dan pendampingan penyuluh.

“ Kami juga mendorong pekebun untuk melakukan korporasi pekebun, baik di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Dengan berkorporasi, pekebun akan lebih efektif dan efisien dalam proses produksi maupun saat menjual hasil kebunnya,” papar Antarjo.

Menurut Antarjo, dengan korporasi pekebun tersebut akan memudahkan pengembangan kawasan/cluster berbasis perkebunan yang akan dikembangkan Ditjen Perkebunan kurun empat tahun ke depan. Pengembangan cluster perkebunan ini akan mendorong penguatan kapasitas pekebun.

“Yang tak kalah penting, kami juga melakukan regenerasi pekebun dengan pengembangan sejuta pekebunan milenial,” pungkas Antarjo.

 

 

Reporter : Dimas
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018