TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta—Komoditas teh tak sekedar menyegarkan ketika dikonsumsi, tapi juga menyehatkan. Bahkan, salah satu jenis teh, seperti teh putih diyakini memiliki anti oksidan tinggi. Sehingga, dengan minum teh putih secara teratur akan menjaga imunitas tubuh.
Lantaran memiliki khasiat kesehatan, beragam produk olahan teh yang dihasilkan dari sejumlah perusahaan terus bermunculan. Pelaku usaha dan pekebun terus berkreasi mengembangkan olahan teh, agar berkualitas, berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar lokal maupun manca negara.
Sejalan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), agar pelaku usaha untuk melakukan inovasi-inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian termasuk komoditas perkebunan, maka sejumlah pengusaha pun mulai menggenjot peningkatan produksinya. Bahkan, mereka juga melakukan peningkatan mutu untuk mendorong ekspor komoditas pertanian.
Meski ditengah pandemic covid 19, pekebun teh tak patah semangat. Mereka tetap bertahan dan tekun memelihara kebunnya, dengan harapan daun teh yang dipetik mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemilik Arafah Tea, Ifah Syafirah mengatakan, ditengah pandemi covid 19, pekebun teh tetap bekerja. “ Pekebun kita selalu menggunakan masker karena udara dingin, dan ketika memetik tetap memperhatikan jarak, selalu berjauhan serta selalu memakai sarung tangan,” kata Ifah Syarifah, di Jakarta, Jumat (16/10).
Ifah Syarifah mengatakan, teh sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena daun teh yang dikonsumsi mengandung anti oksidan. Bahkan, teh putih adalah satu-satunya jenis teh yang paling utuh kandungan nutrisi.
“ Teh ini kalau diminum tiap hari, mampu menjaga imun tetap tinggi, badan terlindungi dari bakteri, virus dan racun. Selain itu juga bisa memperbaiki sel yang rusak karena antioksidan tinggi yang ada dalam teh putih. Semua kebaikan nutrisi teh utuh dalam teh putih,” kata Ifah Syarifah.
Saat pagi hari, Lanjut Ifah, para pekebun memetik kuncup-kuncup teh yang belum mekar, karena sebagai bahan baku teh putih. Teh putih dipersiapkan natural tanpa proses mesin. Pembuatan teh putih hanya dengan sinar matahari.
“ Pekebun tentunya menjaga kualitas daun teh agar tetap higenis, mulai dari pemetikan daun tehnya mereka menggunakan sarung tangan,” katanya.
Ifah menambahkan, sekitar jam 10.00 pagi daun segar pucuk teh itu harus sudah sampai di rumah produksi, lalu secepatnya dijemur sinar matahari. Diloyang stainles yang ada sirkulasi udaranya, pucuk-pucuk itu disimpan dan ditata, di tutup kelambu supaya aroma teh tidak terbang.
“ Daun teh tersebut dikeringkan hanya sampai jam 12.00 siang , di bawah sinar matahari. Selanjutnyam daun teh dipindahkan ke pengeringan kedua yaitu rak-rak dengan cahaya lampu yang memakai timer. Setiap 3 jam sekali di balik,” kata Ifah.
Agar tetap higienis dan aromanya terjaga, rak-rak tersebut diselimuti kelambu. Daun teh yang dikeringkan dalam rak tersebut dibiarkan sampai kadar air maksimal 7 persen yang memerlukan waktu hingga 2 hari. Kemudian dimasukkan kemasan kedap sinar matahari. Selanjutnya, daun teh disimpan di lemari gudang dengan suhu udara stabil.
“Teh putih yang bagus terlihat putih keperakan dengan bulu-bulu halus yang masih terlihat utuh. Ketika dikonsumsi, tehnya terasa renyah dan aroma tehnya seperti harum bunga. Uniknya ketika diseduh perlahan teh tersebut pada berdiri dan daunnya segar lagi utuh seperti pertama dipetik, rasanya lembut manis,” paparnya.
Menurut Ifah, pucuk-pucuk teh sebagai bahan baku teh putih diperoleh dari kebun-kebun teh yang terawat. Pohon teh juga rutin dipangkas dan dipetik daunnya secara teratur. Dengan rutinitas siklus pemetikan yang baik , tinggi tanaman tampak seragam, tampak indah bagai hamparan permadani.
Ifah juga mengatakan, dengan adanya covid-19 ini , awal kita mengubah budaya. Sehingga, pekebun, pemetik dan pelaku usaha teh harus bangkit memanfaatkan sistem informasi teknologi.
“ Sistem informasi teknologi itu sangat penting apalagi disaat pandemik seperti ini. Dan sudah sejak awal Arafah Tea memakai sistem IT dalam memonitoring partnership, bahkan monitoring produksi. Jadi kami selalu tetap kerja. Saya pun menggunakan laptop untuk mengawasi pegawai yang kerja. Saat ini iklan online dan edukasi itu sangat penting,” jelas Ifah.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengapresiasi berbagai upaya para pekebun yang tetap konsisten menjaga pasokan maupun produksi dan produktivitas komoditas perkebunan ditengah pandemi covid 19. “Kami harap, para pekebun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan tetap berada pada koridor keberlanjutan, baik keberlanjutan usaha secara teknis maupun keberlanjutan lingkungan,’ pungkas Kasdi.