TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Program Makmur dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) juga dirasakan pelaku industri hilir seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) - ID Food yang menjadi off taker hasil pertanian para petani binaan di lokasi Program Makmur.
VP Purchasing PT RNI – ID Food, Ferry Fardiansyah mengapresiasi Program Makmur sebagai model close loop untuk meningkatkan pertanian dan pendapatan usaha tani dari pelaku usaha tani. Program Makmur disebut menjadi solusi bagi petani, sebab program ini merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.
Ferry menambahkan, Program Makmur ini juga menjadi jalan untuk mendukung swasembada gula nasional melalui ekosistem pelaku usaha pertanian. Diantaranya dengan perbaikan on farm dan off farm.
Khusus untuk tebu, diungkapkan Ferry Fardiansyah, luasan tanam dengan program Makmur ini sudah mencapai 27 persen dari target 112 ribu hektar. Bahkan, rata-rata keuntungan petani meningkat 37 persen daripada sebelum didampingi dalam program Makmur ini. “Cita-cita program Makmur kan naiknya produktivitas sejalan dengan naiknya keuntungan petani. Produktivitas sendiri naik 20 persen, namun bisa meningkatkan 37 persen keuntungan petani,” jelasnya.
Dirinya mencontohkan panen raya di tebu varietas R2 di Jati Tujuh, Jawa Barat dengan produktivitas awal 60 ton menjadi 100 ton per hektar berkat pendampingan PIHC dalam program Makmur. Catatan dari Ferry, dengan peningkatan produktivitas ini keuntungan para petani tebu pun mengalami peningkatan hingga 271 persen, yaitu dari Rp7,06 juta per hektare menjadi Rp26,2 juta per hektare.
Hingga Juli 2022, program Makmur telah terlaksana di atas lahan seluas 184.305 hektare atau 73 persen dari target 250 ribu hektare pada akhir 2022, dengan jumlah petani binaan sebanyak 94.431 orang. Dari total lahan seluas 184.305 hektare ini, lahan varian tebu pada program Makmur sudah terimplementasi seluas 45.532 hektare atau 41 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 110 ribu hektare dengan melibatkan sebanyak 8.686 orang petani. Sementara sisanya untuk komoditas padi, jagung, kopi, kelapa sawit, hortikultura, dan sebagainya.
Seperti diketahui, Program Makmur sinergi BUMN meliputi realisasi perluasan lahan, suplai pupuk, sosialisasi dan panen padi, tebu dan jagung yang dilakukan bersama BUMN PIHC, PTPN Holding hingga keterlibatan private sector maupun pendanaan KUR dari BNI dan BRI.
Off Taker Terjamin
Ferry melanjutkan, RNI-ID Food posisinya adalah di bagian off taker yaitu hilir dimana ID Food dan PTPN membeli gula minimum Rp 10.500 per kg. Apabila petani gagal melelang, dua perusahaan BUMN tersebut membeli gula tersebut untuk menstabilkan harga gula di tingkat petani. "Kami bantu menjual dan mengolah melalui 5 Pabrik dari 3 Perusahaan Gula," tambahnya.
Program Makmur juga disebut Ferry akan menambahkan bahan baku tebu (BBT) untuk pabrik gula dari ID Food. Sebagai informasi, RNI memiliki kapasitas terpasang hingga 280 ribu ton atau setara dengan 13?ri total produksi gula nasional. Kapasitas terpasang itu terbagi menjadi lima pabrik, yakni tiga unit di Jawa Barat dan dua unit di Jabodetabek.
Produk gula dari RNI-ID Food antara lain adalah merek Raja Gula dengan kemasan 50 kg yang didistribusikan ke mitra D1 (pedagang besar gula) dan pembentukan harga gula dilakukan dengan proses lelang. Untuk di tingkat retail, ada merek Raja Gula dengan kemasan 1 kg yang didistribusikan pada modern market maupun online market.